BENDERRAnews, 5/5/18 (Jakarta): Founder dan Chairman Lippo Group, Dr Mochtar Riady, sosok yang dikenal sebagai ‘si manusia ide’, merupakan salah satu filantrofi Indonesia dengan kepedulian tinggi terhadap pengentasan kemiskinan melalui peningkatan kecerdasan bangsa. Sudah puluhan bahkan ratusan lembaga pendidikan, dari tingkat PAUD hingga Perguruan Tinggi di Indonesia yang menerima sumbangan pribadi sosok penuh inspirasi ini.
Atas reputasinya itu, pada hari Jumat (4/5/18) malam, dalam perhelatan yang digelar Majalah Warta Ekonomi, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Republik Indonesia, Puan Maharani, memberikan penghargaan “The Most Generous People in Indonesia Philantrophy Award 2018” kepada Dr Mochtar Riady.
“Beliau diakui sebagai orang yang banyak memberikan kontribusi penting terhadap masyarakat Indonesia, serta bentuk nyata kepedulian yang banyak memberikat sumbangsih dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan kepada masyarakat yang membutuhkan, serta ikut mencerdaskan bangsa yang mana memberantas kebodohan bangsa indonesia, serta bentuk kepedulian sosial yang lain yang mengambil peran dalam pembangunan bangsa Indonesia seutuh nya,” tutur Menko PMK.
Penghargaan yang merupakan pengakuan resmi atas kontribusi penting Mochtar Riady terhadap masyarakat Indonesia dalam bentuk kepeduliannya mendukung kegiatan pendidikan kepada masyarakat serta ikut mencerdaskan bangsa sekaligus memberantas kebodohan, diterima langsung oleh Presiden Lippo Group, Theo L Sambuaga, di Hotel Fairmont, Jakarta.
Kita masih banyak ‘PR’
Menko Puan Maharani pada kesempatan itu mengatakan, Indonesia masih memiliki banyak pekerjaan rumah (PR) yang harus diselesaikan, dan mesti dikerjakan bersama, sebagai perwujudan tanggung jawab kita bersama.
Puan menyoroti beberapa masalah seperti kekerasan terhadap anak dan perempuan, juga problem sanitasi dan air bersih.
Ia memberikan contoh pada saat kunjungan di Papua dan Papua Barat, dimana pelayanan pendidikan dan medis di sana masih sangat minim, karena kurangnya SDM yang mau bertahan lebih dari enam bulan.
Karena itu, menurutnya, perlu dilaksanakan program afirmasi untuk tenaga medis dan pengajar yang dikirimkan ke Papua. Sedangkan mengenai pemberdayaan perempuan dan anak di Asmat, Papua, ia melihat masih sangat kurangnya penyuluhan terhadap pendidikan ibu rumah tangga. Dan ini antara lain berdampak pada tingkat kematian anak yang cukup tinggi, seperti isu yang beredar sebelumnya.
Dia pun atasnama Pemerintah menyampaikan penghargaan tulus kepada para Dr Mochtar Riady dkk selaku filantrofi Indonesia yang terus beratensi serius membantu pengentasan kemiskinan, memberdayakan SDM serta bergotong royong membangun dunia pendidikan serta kesehatan di mana-mana, hingga ke pelosok-pelosok.
Mochtar dan Lippo hadir
Sementara itu, ditemui usai mewakili Mochtar Riady menerima penghargaan filantropi, Presiden Lippo Group, Theo Sambuaga, mengungkapkan, ini merupakan satu kehormatan.
“Kami merasa ini bagian dari sebuah pernilaian yang tepat, yang telah diberikan pihak panitia penyelenggara, karena sumbangsih Bapak Dr Mochtar Riady dalam upaya-upaya pembangunan masyarakat, khususnya pendidikan dan kesehatan yang dilakukan, baik secara pribadi oleh [ak Mochtar Riady, juga selang lebih dari 60 tahun Lippo Group eksis, selalu berkonsentrasi terhadap pembangunan sumber daya manusia. Bukan cuma di sekitar Jakarta, tetapi hingga ke Papua dan Aceh,” kata Theo Sambuaga.
Aneka bea siswa bagi para murid SD, pelajar SMP, hingga siswa SMA, terus dilakukan dengan gencar. Begitu pula injeksi Bantuan Mahasiswa Berprestasi (BMB) Lippo Group yang jumlahnya setiap tahun Rp1,5 miliar, selalu rutin digulirkan ke seluruh pelosok Nusantara.
“Pak Mochtar punya satu keyakinan, jika masyarakat berpendidikan baik, bisa menjadi SDM berkualitas dan tangguh untuk melaksanakan misi pembangunan Negara bagi kesejahteraan umat,” demikian Theo Sambuaga.
Filantropis beda dengan CSR
Selanjutnya, Chief Editor ‘Warta Ekonomi’, Muhamad Ihsan, mengatakan, kegiatan filantrofi itu berbeda dengan CSR dari perusahaan-perusahaan. “CSR itu lebih kepada ekonomi humanitis responsibility,” katanya.
Ia mengutip ‘quote’ dari Warren Buffet, salah satu orang terkaya dunia yang dikenal juga sebagai tokoh filantropi Inspirasi, “bahwa sepenuhnya 99 persen Humanitis Responsibility adalah tanggung jawab bersama sebagai manusia”.
“Sedangkan kegiatan filantrofis merupakan bentuk kegiatan ventura untuk membangun perusahaan yang non profit karna apa yang diharapkan adalah perubahan sosial”, demikian Ihsan.
Ia menilai, menurut riset, dalam pencapaian hingga kini, Indonesia masih memiliki Indeks daya saing yang cukup baik. “Walaupun kemarin di arena Car Free Day (CFD) sempat diterpa isu yang kurang baik, namun masalah ketimpangan sosial harus segera diperbaiki, dimana gender quality mempunyai peran sangat penting”, tambahnya.
Disebutkan, sebagai Negara yang sangat kaya dan besar, dibutuhkan gotong royong dari komponen bangsa dalam membangun Indonesia.
“Harapannya, kaum filantrofi Indonesia harus memiliki peran dalam pembangunan Indonesia lebih khusus di daerah-daerah terpencil yang tidak bisa terjangkau oleh pemerintah. Sekaligus, agar supaya Pemerintah boleh mendapatkan masukan oleh para filantrofi Indonesia untuk membangun wilayah-wilayah yang tidak terjangkau tersebut,” katanya.
Dikatakannya lagi, dalam beberapa bulan terakhir, aktivitas filantrofi berkembang cukup pesat di Indonesia, bahkan telah terbentuk Perkumpulan Philantrophi Indonesia. Ini tentunya harus bisa membantu pertumbuhan pembangunan Indonesia, melalui upaya mem-‘backup’ program-program yang telah dilakukan oleh Pemerintah.
“Karena tidak semua bisa terjangkau. Karenanya, mari kita dapat hidup bergotong royong bersama Pemerintah demi mampu meningkatkan kualitas SDM Indonesia, melalui upaya dan berbagai kegiatan yang dapat dirasakan langsung oleh rakyat,” demikian Muhamad Ihsan, sebagaiman dilaporkan reporter ‘BENDERRAnews’ dan ‘SOLUSSInews’, Wilson Turambi. (B-WT/jr)
Daftar penerima penghargaan
Selain Dr Mochtar Riady, berikut ini nama-nama penerima penghargaan yang diberikan oleh Warta Ekonomi selaku “Most Generous People In Indonesia Philantrophy Award 2018” atau “Philanthropy Award 2018”:
1. Dato’ Sri Tahir (Mayapada Group) – Filantrop Indonesia Peduli Kemanusiaan
2. Sukanto Tanoto (Royal Golden Eagle) – Filantrop Indonesia Peduli Pendidikan dan Pengembangan Kepemimpinan
3. Robert Budi Hartono (Djarum) – Filantrop Indonesia Peduli Olahraga
4. Ciputra (Ciputra Group) – Filantrop Indonesia Peduli Pengembangan Kewirausahaan
5. Mochtar Riady (Lippo Group) – Filantrop Indonesia Peduli Peningkatan Kualitas Kesehatan
6. Eka Tjipta Widjaja (Sinarmas Group) – Filantrop Indonesia Peduli Pendidikan Masyarakat Desa dan Kehutanan
7. Anthony Salim (Salim Group) – Filantrop Indonesia Peduli Kemitraan Pertanian
8. Tomy Winata (Artha Graha) – Filantrop Indonesia Peduli Membangun Indonesia
9. Chairul Tanjung (CT Corp) – Filantrop Indonesia Peduli Pendidikan Masyarakat Pintar yang Kurang Beruntung
10. Boenjamin Setiawan (Kalbe Farma) – Filantrop Indonesia Peduli Kesehatan Masyarakat
11. Mooryati Soedibyo (Mustika Ratu) – Filantrop Indonesia Peduli Pemberdayaan Kaum Wanita
12. Martha Tilaar (Martha Tilaar) – Filantrop Indonesia Peduli Perberdayaan Wanita, Anak-Anak, dan Kaum Difabel
13. Rachmat Gobel (Panasonic) – Filantrop Indonesia Peduli Pendidikan
14. Putera Sampoerna (Sampoerna) – Filantrop Indonesia Peduli Pengembangan UKM
15. Arifin Panigoro (Medco Energy) – Filantrop Indonesia Peduli Kesehatan Masyarakat Daerah Bencana
16. Peter Sondakh (Rajawali Corporation) -Filantrop Indonesia Peduli Bencana Alam
17. Theodore Permadi Rachmat (Triputra group) – Filantrop Indonesia Peduli Pendidikan dan Kesehatan Jangka Panjang
18. Hashim Djojohadikusumo (Arsari) – Filantrop Indonesia Peduli Pendidikan dan Pengembangan UKM
19. Sudhamek (Garuda Foods) -Filantrop Indonesia Peduli Lingkungan Hidup
20. Uripto Widjaja (Galva Group) – Filantrop Indonesia Peduli Pemberdayaan Masyarakat.