BENDERRAnews, 3/5/18 (Jakarta): Ya, di tengah situasi pasar yang menantang, emiten rumah sakit PT Siloam International Hospitals Tbk berhasil mencatatkan pertumbuhan pendapatan operasional bruto
Dilaporkan, pertumbuhan pendapatan operasional bruto (GOR) pada kuartal I/2018 tercatat senilai Rp1,4 triliun, naik sebesar 12,4 persen dibandingkan dengan kuartal I/2017.
Sementara GOR untuk delapan rumah sakit mature naik sebesar 7,8 persen dari Rp688,1 miliar pada kuartal I/2017 menjadi Rp742,1 miliar pada kuartal I/2018, dan memberikan kontribusi sebesar 35,4 persen terhadap pertumbuhan GOR emiten berkode saham SILO tersebut.
Adapun GOR untuk sembilan rumah sakit developing tercatat mencapai Rp444,9 miliar, naik sebesar 4,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yakni senilai Rp424,3 miliar, dan berkontribusi sebesar 13,5 persen terhadap total pertumbuhan GOR perseroan.
Sementara itu, delapan rumah sakit baru yang dibuka pada 2017 mencatat GOR senilai Rp61,5 miliar, naik 548,9 persen dibandingkan tahun lalu yang hanya Rp9,5 miliar dan berkontribusi 34,1 persen terhadap pertumbuhan GOR.
“Terlepas dari pasar yang menantang, kami mencatat pertumbuhan moderat sebesar 12,4 persen pada GOR dan pertumbuhan dua digit pada volume,” kata Presiden Direktur PT Siloam International Hospitals Tbk, Ketut Budi Wijaya dalam keterangan tertulis, Selasa (1/5/18) lalu.
Laba naik 11,3 persen
Sementara itu, pendapatan operasional bersih (NOR) perseroan mencapai Rp1,1 triliun, naik sebesar 11 persen dibandingkan kuartal I/2017.
Adapun laba kotor SILO tercatat Rp643,5 miliar, naik sebesat 10,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Lalu EBITDA perseroan turun sebesar 1,9 persen menjadi Rp182,5 miliar yang disebabkan oleh kenaikan biaya operasional serta biaya sewa. Sedangkan laba bersih tercatat mencapai Rp500 juta, turun 98,8 persen karena kenaikan 21% dalam depresiasi sebagai akibat dari akuisisi aset yang dilakukan pada kuartal IV/2017.
“Dari sisi okupansi, SILO juga mencatatkan kenaikan. Kunjungan pasien rawat jalan naik sebesar 13,7 persen, admisi rawat inap naik 13,1 persen, dan utilisasi tempat tidur mencapai 54,6 persen,” tambahnya.
Rumahsakit baru
Pada awal tahun ini, SILO juga telah membuka rumah sakit ke-33 di Jember, Jawa Timur dengan kapasitas 323 tempat tidur.
Ketut menambahkan, pendirian cabang ini menandai rencana ekspansi perseroan berjalan dengan baik.
Adapun, sasaran dari pendirian rumah sakit di Jember ini adalah pasien di kota-kota sekitar yakni Banyuwangi, Bondowoso, Situdondo, dan Lumajang. “Dengan hanya 12 rumah sakit di Jember pembukaan cabang kami sangat strategis,” katanya seperti dilansir ‘Bisnis.com’.
Dengan demikian, SILO mengelola 33 rumah sakit di 24 kota dan 16 klinik di delapan kota yang tersebar di seluruh Indonesia. Perseroan melayani lebih dari 2 juta kunjungan dan admisi serta melakukan lebih dari 55.300 operasi per tahun.
Total kapasitas tempat tidur mencapai 6.800 unit dengan sekitar 2.700 spesialis dan dokter umum dan lebih dari 10.000 perawat dan staf pendukung. (B-BC/jr)