BENDERRAnews, 25/4/18 (Jakarta): Indonesia termasuk negara dengan tingkat kebutuhan jaringan internet yang semakin besar.
Itu sebabnya, perusahaan Internet Service Provider (ISP) kan gencar melakukan ekspansi jaringan terutama di pasar ritel melalui jaringan home pass (rumah yang terkoneksi internet).
Pihak PT Link Net Tbk selaku ISP terkemuka, kini semakin agresif mengembangkan jaringan. Tahun ini, mereka menargetkan bisa memperluas cakupan jaringan ke 180.000 hingga 200.000 rumah terkoneksi internet atau home passed.
Joel Ellis, Head of Investor Relations Link Net mengungkapkan, pihaknya optimistis bisa meningkatkan pendapatan karena pengalaman perusahaan yang konsisten mencatatkan pertumbuhan dua digit saban tahun.
“Bisnis broadband Link Net memiliki pengalaman pertumbuhan double digit, baik pendapatan maupun laba setiap tahunnya, sejak perusahaan melantai di bursa pada tahun 2014,” ungkapnya sebagaimana diberitakan ‘Kontan.co.id’.
Perluas jaringan
Joel menjelaskan, sepanjang tahun lalu, perusahaan berkode saham LINK di Bursa Efek Indonesia (BEI) itu sudah memperluas cakupan jaringan ke 174.000 rumah atau meningkat sekitar 13,7 persen dibandingkan dengan tahun 2016 yang hanya mencapai angka 153.000 rumah terkoneksi internet.
Tahun ini, Link Net memproyeksikan bisa menjangkau hingga 180.000 home passed.
Hingga saat ini, Link Net memiliki 570.000 pelanggan yang sekitar 98 persen-nya merupakan pelanggan bundling (TV kabel dan layanan internet broadband).
Disebut Joel, penetrasi broadband dengan kecepatan tinggi di Indonesia masih lebih rendah jika dibandingkan dengan negara-negara berkembang lainnya di Asia.
“Misalnya, hanya tiga persen populasi di Indonesia yang mempunyai akses terhadap kecepatan di atas 1 Mbps. Sehingga, saya menduga permintaan broadband di Indonesia akan meningkat dari tahun ke tahun,” sebutnya.
Melebihi target
Sebagai gambaran, sepanjang tahun 2017 lalu, Link Net menargetkan bisa mencapai 120.000-150.000 home passed. Joel mengungkapkan, perolehan Link bahkan melebihi target yang mencapai 174.000 pelanggan rumah terkoneksi internet pada tahun lalu.
Sementara dari sisi average revenue per user (ARPU), sepanjang tahun 2017 lalu perusahaan ini mencatatkan pencapaian Rp 421.000. Untuk tahun ini, manajemen LINK tidak memiliki target angka ARPU yang ingin dicapai secara pasti.
Yang jelas, “Saya memprediksi posisi ARPU akan tetap kuat di atas Rp 400.000 di tahun 2018,” klaimnya.
Untuk mencapai target tersebut, perusahaan ini bakal melakukan investasi melalui pengembangan jaringan dan layanan kepada pelanggan.
“Kami juga masih berupaya menyediakan beberapa pilihan untuk menambah jumlah pelanggan, sekaligus memberikan nilai tambah pada layanan yang kami berikan,” ujar Joe.
Capex Rp1 T
LINK mengalokasikan anggaran belanja modal atau capital expenditure senilai Rp1 triliun hingga Rp 2 triliun untuk pengembangan bisnis sepanjang tahun ini.
Menyoal persaingan bisnis, Joel melihat saat ini masih dalam taraf wajar.
Untuk menghadapi kompetisi dalam bisnis broadband, Link Net akan berinvestasi dalam rangkaian produk, jaringan, dan pelanggan.
Adapun beberapa kota yang mereka garap buat ekspansi ialah Jakarta, Surabaya, dan Bandung. (B-KT/jr — foto ilustrasi istimewa)