BENDERRAnews, 20/4/18 (Jakarta): Presiden Direktur PT Lippo Karawaci Tbk, Ketut Budi Wijaya, mengemukakan, pada tahun lalu perseroan mencatatkan kenaikan aset dan ekuitas melebihi 20 persen.
Mengutip laporan keuangan PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR), pada akhir 2017, total aset meningkat sebesar Rp11,17 triliun atau setara 24,48% dibandingkan tahun sebelumnya menjadi Rp56,77 triliun.
Jumlah ekuitas juga bertambah hingga 35,3 persen atau sebesar Rp7,78 miliar menjadi Rp29,86 miliar pada akhir tahun lalu.
Ketut Budi Wijaya menjelaskan, peningkatan aset didukung penambahan aset keuangan tersedia untuk dijual sebesar Rp767 miliar, terutama yang berasal dari unit LMIRT dan FREIT. Diikuti penambahan persediaan sebesar Rp5,86 triliun di divisi urban development dan large scale integrated development.
Proyek Meikarta
Pertambahan aset juga disumbang peningkatan beban dibayar di muka Rp586 miliar, terutama dari pembayaran iklan dan pemasaran proyek Meikarta. Lalu, ada peningkatan aset tetap sebesar Rp952 miliar.
Selain itu, terdapat penambahan uang muka sebesar Rp1,42 triliun untuk pembelian aset tetap divisi healthcare. “Juga penambahan aset non keuangan tidak lancar lainnya sebesar Rp897 miliar, dari biaya iklan dan promosi yang ditangguhkan untuk proyek Meikarta,” papar Ketut dalam keterbukaan informasi di laman Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (18/4/18) lalu.
Selanjutnya, pertambahan jumlah ekuitas LPKR didukung peningkatan komponen ekuitas lainnya sebesar Rp 2,69 triliun, yang berasal dari masuknya pemegang saham baru dan penawaran umum terbatas (PUT) II dari PT Siloam International Hospitals Tbk.
Di samping itu, terjadi peningkatan penghasilan komprehensif lainnya sebanyak Rp1,01 triliun, dan peningkatan kepentingan non pengendali sebesar Rp3,53 triliun. Demikian dilansir ‘Kontan.co.id’. (B-KT/jr)