BENDERRAnews, 10/4/18 (Jakarta): Jelang Pemilu Presiden atau Pilpres 2019, berbagai langkah politik diserta prediksi berbagai kalangan ihwal siapa yang bakal menang, semakin menyeruak.
Politisi Partai Golkar, Idrus Marham pun tak ketinggalan memprediksi hasil Pilpres tersebut.
Dan ia yakin seyakin-yakinnya, berdasarkan fakta di lapangan, dan antusiasme mayoritas warga di berbagai pelosok Nusantara, Presiden Joko Widodo (Jokowi) bakal meraup 65 persen pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 mendatang.
Sejumlah partai politik, di antaranya, PDI Perjuangan, Golongan Karya (Golkar), Partai Nasdem, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Hanura, dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) telah mendeklarasikan mendukung Jokowi maju sebagai calon presiden.
“Itu saya katakan, tanpa mendahului Allah, berdasarkan fakta-fakta yang ada, Partai Golkar sudah menargetkan, Insya Allah Pak Jokowi meraih kemenangan minimal 65 persen,” kata Idrus di Istana Negara, Jakarta, pada Senin (9/4/18) awal pekan ini.
Optimis menang
Idrus yang kini menjabat Menteri Sosial pada Kabinet Kerja optimistis, siapa pun lawan yang bakal dihadapi, termasuk Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, kemenangan bakal diraih Jokowi.
“Siapa pun lawannya, Jokowi bakal menang,” kata Idrus.
Fakta dan data yang diangkat Idrus memang tidak semata berdasarkan hasil-hasil survei sejumlah institusi, tetapi juga hasil pengamatannya langsung di lapangan.
Dan fakta serta data itulah yang dikompilasi dia dan partainya untuk bersama-sama komponen Parpol serta seluruh masyarakat untuk mendukung Jokowi pada Pilpres 2019 mendatang.
Jangan menghujat
Sementara itu, dalam diskusi terbatas oleh Institut Studi Nusantara (ISN), muncul hipotesa yang menggambarkan, Jokowi sudah jauh unggul dari calon presiden (Capres) lain.
“Apalagi calon-calon lawan Jokowi kini lebih fokus pada upaya pembusukkan atas calon petahana tersebut, di tengah situasi rakyat yang mayoritas sudah melek informasi. Justru semakin Jokowdi ‘dibusukkan’, nilai cemerlangnya semakin mengkilap,” demikian salah satu benang merah simpulan diskusi terbatas ISN, awal pekan ini.
Bagi ISN (lembaga kajian yang dibentuk sejumlah pentolan DPP Generasi Penerus Perjuangan Merah Putih 14 Februari 1946/GPPMP, Red), publik yang semakin berkualitas cara pandangnya terhadap demokrasi serta politik praktis, tidak bisa lagi digiring begitu saja.
“Dan yang penting untuk dilakukan para elite, seyogianya didiklah publik dengan bijak. Jika mendukung salah satu calon, angkat saja sisi positifnya, tanpa harus menghujat atau memfitnah yang lain, karena kita semua bersaudara,” demikian ISN. (B-BS/jr)