BENDERRAnews, 31/3/18 (Jakarta): Spirit tinggi dari kelompok pengembang papan atas Indonesia, Lippo Group, yang dengan sangat komprehensif menyiapkan Meikarta sebagai ikon baru properti Indonesia di tengah masih belum pulihnya pelambanan perekonomian di sektor tersebut sejak tahun lalu, ternyata ada alasannya.
Pasalnya, menurut laporan Oxford Economics Global Cities 2030, menyebutkan, sejumlah investor dari beberapa negara Asia seperti Jepang, Tiongkok, serta Singapura, pun menunjukkan minat yang tinggi dalam menanamkan investasinya di sektor properti, khususnya di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya.
Ketertarikan tersebut, dinilai semakin kuat lantaran perekonomian Jakarta, diperkirakan bakal menyaingi Singapura, Bangkok, bahkan Hong Kong, dalam kurun waktu 12 tahun mendatang.
Ini sejalan dengan prediksi CEO Lippo Group, James Riady dalam suatu kesempatan berbicara di hadapan sejumlah mitra bisnisnya dari berbagai benua, Selasa (21/3/18) lalu, dengan menyatakan, “kondisi ekonomi dunia terus menuju tahapan optimis. Begitu juga Indonesia, dan otomatis kita harus berani turut menggerakkannya lebih cepat, termasuk di sektor properti”.
James Riady pun menyatakan optimistis, saat ini ekonomi dunia sedang dalam kondisi terbaik. Tahun ini diperkirakan tumbuh sebesar 3,9 persen.
“Karena itulah dunia pada saat ini berada pada kondisi yang sangat optimis”, kata James T Riady saat memberi sambutan di hadapan para pemimpin perusahaan ternama dunia yang hadir saat penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara Meikarta dengan 19 perusahaan global, di Hotel Arya Duta Jakarta.
Disebutnya lagi, pertumbuhan ekonomi dunia saat ini berada pada kondisi sangat baik. Sebelumnya ekonomi dunia menghadapi masamasa sulit, tepatnya pada tahun 2008 anjlok menjadi 1,8persen per tahun. Namun, kondisi ekonomi mulai menunjukan pemulihan, tepatnya pada 2016 menjadi 3,2 persen dan pada tahun 2017 menjadi 3,5 persen.
“Tahun 2018 pertumbuhannya sangat bagus. Amerika ekonominya sangat bagus. Eropa juga sangat bagus. Jepang juga sangat bagus. RRT juga sangat bagus. Asia Tenggara juga sangat bagus”, ujar James Riady.
Mungkin itu sebabnya, Lippo Group mengembangkan Kota Meikarta sebagai sebuah megaproyek township development bernilai investasi Rp270 triliun di kawasan industri Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
Konsepnya jelas, bukan cuma ada kawasan hunian, tetap lengkap dengan sejumlah landmark dan ikon kehidupan modern (pendidikan, hospitality, wisata, central park, pusat riset dan budaya, gedung konser serta stadion kelas dunia), belum lagi fasilitas infrastruktur terlengkap di Asia Tenggara.
Di kesempatan berbeda, James Riady juga menyatakan, Meikarta itu merupakan salah satu titik penting yang menyatakan kesiapan kita, sebelum ‘serbuan’ investor asing di bidang properti marak masuk ke Indonesia.
Nomor dua Asia
Selanjutnya berdasarkan laporan Oxford Economics Global Cities 2030 tersebut, angka perekonomian Jakarta diyakini bisa tumbuh mencapai US$354 miliar pada tahun 2030, yang membuatnya berada di posisi kedua setelah Tokyo dengan nilai US$372 miliar.
Menariknya, Jakarta juga diperkirakan akan mampu melewati Singapura yang menempati posisi keempat dengan US$213 miliar.
Tidak hanya itu, Jakarta kian prospektif dan menjadi kota dengan jumlah konsumen terbesar pada 2030 berdasarkan pendapatan rumah tangga kelas atas.
Posisinya akan berada di urutan ke-22, di mana pada tahun 2013 menduduki posisi ke-119.
Optimistis Menyerap Pasar
Walaupun kondisi pasar properti Jakarta masih dalam tahap recovery, dan bersiap menghadapi tahun politik, kalangan pengembang asing mengaku tetap optimistis mampu menggaet pangsa pasar, utamanya di segmen menengah atas.
Executive Director PT Alam Makmur Property, Faizal Abdullah, mengatakan, sebagai pengembang Cluny Residence yang berlokasi di Jakarta Barat (Jakbar), pihaknya melihat kondisi pasar yang unik dibarengi dengan tingkat kebutuhan hunian yang masih tinggi, menjadikan Jakarta memang layak untuk dibidik.
“Jakarta menjadi target pasar yang sangat besar mengingat jumlah penduduk yang terus bertambah setiap tahunnya. Untuk itu, penyediaan hunian dalam konsep vertikal punya urgensi yang sangat tinggi.
Mengapa harus vertikal? Sebabnya, ketersediaan lahan saat ini tidak memungkinkan untuk dikembangkan dalam bentuk rumah tapak atau landed house,” kata Faizal, di Jakarta, Kamis (15/3/18) lalu.
Butuh hunian strategis
Faizal melanjutkan, masyarakat Jakarta membutuhkan hunian yang strategis, nyaman, aman dan berkualitas. Tak heran, proyek hunian yang dikembangkan developer asing sudah dipercaya oleh konsumen karena memiliki standar yang relatif lebih tinggi.
“Misalnya di Cluny Residence. Apartemen ini sangat memerhatikan detail di masing-masing unit. Bahan bangunan berkualitas dan desain hunian yang berkelas, selalu menjadi fokus utama kami sebagai pengembang,” katanya.
Disebut Faizal, kenyamanan merupakan unsur utama yang harus didapatkan oleh konsumen. “Maka dari itu, mulai dari pintu masuk ke unit apartemen hingga ke area servis sekalipun, kami berusaha mengedepankan suasana yang cozy bagi sebuah hunian untuk keluarga,” tambah Faizal Abdullah, seperti dilansir ‘BeritaSatu.com’. (B-BS/jr)