BENDERRAnews, 27/3/18 (Jakarta): Deputi CEO PT Cinemaxx Global Pasifik (Cinemaxx), Anthony Sondakh, mengakui perkembangan industri perfilman Indonesia sangat bagus saat ini. “Pada periode 2015 ke 2016 melonjaknya sangat tinggi. Bukan saja jumlah film Indonesia yang bertambah, tapi film-film yang berbobot semakin banyak,” ungkapnya.
Kini, dengan dibukanya Daftar Negatif Investasi (DNI) di industri film, yang bertujuan menarik investor asing untuk masuk mengembangkan industri perfilman nasional, kondisi ini memberikan kesempatan luas untuk membuka pasar dan mendapatkan pengalaman dari luar negeri.
Disebutkan, Keputusan pemerintah perihal DNI senada dengan kondisi perfilman Indonesia yang saat ini sedang ciamik. Keduanya menciptakan gairah bisnis, khususnya bagi penyedia layar bioskop untuk bermain di Indonesia. Memang kebutuhan akan layar bioskop belum sebanding dengan jumlah minat penonton yang kian hari kian melonjak, apalagi di daerah.
Ciptakan produsen
Perkembangan film nasional ini secara tidak langsung mendorong laju pertumbuhan bioskop. Semakin banyak film yang dimainkan, semakin banyak kebutuhan layarnya,
Baginya, industri film saat ini menciptakan produsen film yang semakin beragam dan meningkatkan industri tersebut.
Cinemaxx yang bernaung di bawah Lippo Group, menargetkan semua segmen pasar, bukan hanya penonton usia muda saja. Karena itu, saat menentukan harga tiket, pihaknya selalu melakukan riset pasar di setiap daerah.
“Dilihat daya beli di daerah tersebut, lalu dihitung formulasi yang tepat. Sehingga harga tiket Cinemaxx di masing-masing daerah berbeda,” jelasnya, belum lama ini.
Totak sudah 200-an
Baru-baru ini Cinemaxx membuka bioskopnya di Jember. Total telah hadir 203 layar bioskop yang disediakan di 41 gerai bioskop yang dikelola Cinemaxx. Pertumbuhan yang luar biasa sejak 2014 dialami Cinemaxx.
Di awal tahun hingga Februari, telah dibuka tujuh bioskop dan targetnya akan membuka 150 layar lagi.
Anthony percaya industri film terutama peluang bisnis bioskop ini masih sangat besar, terlebih Indonesia sangat luas, masih banyak daerah yang belum tersedia bioskop.
Ia meyakini dalam 10 tahun ke depan akan ada 2.000 layar bioskop di bawah Cinemaxx yang akan dibuka. Disebutnya, geliat pertumbuhan perfilman Indonesia sangat luar biasa. Indikasinya, semakin banyak film Indonesia yang bisa bertahan lebih lama di layar bioskop dan Cinemaxx akan terus mendukung industri film dalam negeri. Demikian diulas ‘Warta Ekonomi’. (B-WE/jr)