BENDERRAnewsm 28/2/18 (Manado): Dulu, pada awal 1970-an hingga medio dekade 1980-an, ada dua profesional pariwisata, Engel Koraag dan Billy Matindas, menerobos “hutan keindahan alam” yang menakjubkan di Bumi Nyiur Melambai.
Seingat saya, Koraag yang sarat pengalaman mengembangkan pariwisata Surabaya, Bali hingga Lombok, sejak tahun 1972, merintis terbentuknya paket-paket tur sekaligus menjual beragam keindahan alam dari pesisir pantai, danau, pegunungan hingga mendorong tunbuhnys pentas-pentas seni.
Engel mengajak ‘bareng’ beberapa kolega hebat seperti Oom Mewengkang (seorang veteran pejuang), Mr and Mrs Rarumangkay (Pandu Express), broer Poluan (Pola Pelita Express), mneer Tampi (Queen Hotel), juga yang lainnya (Oespindo, Metropole) dll. Engel dkk tak hanya mengemas paket-paket tur dan mendorong pengembangan seni juga aneka potebsi kultur bernilai jual tinggi, tapibjuga ikut berperan dalam munculnya iven-iven pariwisata seperti kontes kecantikan, hingga tumbuhnya beberapa bar.
Sementara Billy, dengan background sebagai pelaut handal kaliber dunia, ikut berjuang selamatkan ratusan penumpang Tampomas ketika tenggelam di perairan Masalembo, memiliki semangat spartan menggeluti sekaligus meng-‘explore’ ‘surga bahari’ Sulawesi Utara (Sulut) ke pentas internasional, berkolaborasi dengan sejumlah pentolan wisata maritim (Ricky Lasut, Locky Herlambang, hingga dokter Batuna dst..).
Aneka hiburan bagi turis pun dirintis dengan susah payah. Misalnya saja, seperti kafe, restoran dengan ‘life music’, juga adanya aneka wisata petualangan.
Manado-Sulut, kini
Ternyata, suasana dan nuansa dunia kepariwisataan Manado dan Sulut benar-benar semakin memukau.
Ya, sungguh menakjubkan ‘surga’ anugerah Sang Khalik di “Bibir Padifik” ini. Benarlah apa kata Billy dan Sinyo Harry Sarundajang (pernah tiga kali jabat Walikota Bitung, gubernur dj Maluku dan Maluku Utara, serta gubernur dua periode di Sulut). Keduanya bilang: “This is hidden paradise and the second land in promise”.
Soni Sumarsono, Direktur Jenderal Otonomi Daerah Kemdagri yang sempat jadi Penjabat Gubernur Sulut pun mengamini itu, bahkan begitu terkesima oleh keunikan kultur, keindahan alam, aneka kuliner hebat serta performa ‘smilling people’-nya, sehingga mencoba mengekspos tagline dan branchmark “Marijo ka Manado”, atau juga bisa dengan menyebut ‘Manjo ja Manado’ (=Ayo, mari ke Manado).
Nah, menarik disimak tulisan Nova Dien, yang diturunkan pada sebuah rubrik travel nasional, dan saya turunkan lengkap berikut ini (dengan model feature ber-‘saya’, Red)….
…..”Sebagai orang Manado ….. saya sering diminta rekomendasi tempat, akomodasi dan things to do di Manado. Jawaban pertama saya silakan cek TripAdvisor dan Om Google, karena di situs-situs tersebut sudah begitu banyak informasi mengenai kota Nyiur Melambai ini.
Namun, tak jarang ada permintaan khusus akan informasi non-touristy. Maunya yang bukan ‘mainstream‘, plus lebih afdol jika informasi tersebut datangnya dari orang lokal, katanya. So, berikut adalah agenda pribadi saya saat mudik.
Bagi Anda yang baru pertama kali ke ibu kota Sulawesi Utara ini, tempat-tempat wajib untuk dikunjungi adalah lokasi ikon kota yaitu monumen setinggi 50 meter yang dikenal warga Manado dengan nama “Patung Tuhan Yesus Memberkati”, Jembatan Kuning Soekarno, dan Kema view-point atau Puncak Tetempangan Skyline.
Beberapa lokasi patut lainnya yang saya rekomendasikan yang terdapat dalam 11 ‘things-to-do’ berikut ini.
MINAHASA SELATAN
Selain Manado, destinasi pilihan untuk dikunjungi adalah Tomohon. Kota yang menjadi lokasi shooting film “Senjakala di Manado” ini memang menjadi agenda populer highland tour yang ditawarkan oleh agen perjalanan.
Tak berlebihan karena beberapa situs wisata yang ditawarkan kota sejuk di Minahasa Selatan yang berjarak kurang dari sejam berkendara dari Manado ini, sangat menarik.
Sebut saja spot perhentian dalam perjalanan menuju Tomohon seperti Kali Waterfall, Lahendong Hotspring, Tomohon Market, Buddhist Temple, Gunung Mahau dan Gunung Lokon juga merupakan ciri khas “kota bunga” ini.
1. Taman Bunga
Gardenia Country Inn terletak di dataran tinggi kota Tomohon (800 meter di atas permukaan laut) dengan pemandangan Gunung Lokon serta udara yang sejuk dan nyaman.
Di sini ada tiga properti yaitu penginapan, taman bunga dan restoran. Anda bisa mampir sarapan atau brunch sebelum meneruskan ekplorasi kota Tomohon.
Restoran yang menghadap Gunung Lokon ini dikelilingi oleh taman, kolam ikan, bunga-bunga tropis serta tanaman dengan burung yang unik juga kupu-kupu, membuat tempat ini sempurna untuk bersantai. It is a world-class botanical garden…
2. Danau Tiga Warna Linau
Selain Danau Tondano, danau kesukaan saya adalah Danau Linau. Danau yang bisa berubah tiga warna ini (tergantung cuaca) berlokasi di Kelurahan Lahendong ini berjarak tempuh sekitar 45 menit dari kota Manado.
Perubahan warna danau ini akibat endapan sulfur dan pantulan sinar matahari. Sebaiknya datang pada pagi hari saat awan belum menumpuk sehingga matahari masih leluasa bersinar.
Udara sejuk dan pemandangan elok ini dapat dinikmati dengan secangkir kopi atau teh seharga Rp 25.000 termasuk biaya masuk. Jangan lupa pesan pisang goreng Goroho yang jadi menu andalan tempat ini.
3. Bukit Doa
Bukit Doa adalah destinasi wisata rohani bagi umat Katolik sekaligus sebagai kawasan konservasi dan rekreasi alam. Di sini Anda bisa melihat panorama kota Manado berlatar belakang laut dengan hamparan pulau Bunaken, Manado Tua dan Siladen.
Di dalamnya berdiri Chapel of Mother Mary atau disebut Chapel Mahawu. Bangunan dengan arsitektur unik berpadu dengan pemandangan yang indah. Tempat ini kerap digunakan untuk perayaan ibadah dan resepsi pernikahan.
Bukit Doa juga dilengkapi Amphitheatre berdaya tampung 1.000 orang yang sering menjadi lokasi pertunjukan seni dan budaya.
4. Bukit Kasih
Bukit Kasih adalah salah satu tempat pariwisata yang terletak di Desa Kanonang, yang merupakan bukit belerang yang masih alami. Dengan semboyan “Torang Samua Basudara” (kita semua bersaudara), Bukit Kasih merupakan simbol toleransi dan keharmonisan antar umat beragama di Sulawesi Utara, di mana semua pemeluk agama bisa berkumpul dan beribadah.
Di Bukit Kasih terdapat lima rumah ibadah yaitu Gereja Katolik, Gereja Kristen, Kuil Buddha, Masjid, dan Pura Hindu. Di puncaknya kita bisa melihat sebuah salib putih yang tingginya mencapai 53 meter yang dapat dilihat dari pantai Boulevard, Manado. Di tempat ini juga diyakini sebagai tempat tinggal asli nenek moyang Suku Minahasa, Toar dan Lumimuut.
5. Rumah Panggung di Desa Woloan
Bagi penggemar seni rancang bangunan atau suka utak-atik aplikasi homebyme seperti saya, Desa Woloan adalah tempat yang cocok untuk dikunjungi.
Desa ini terkenal dengan kerajinan rumah panggung kayu berkualitas baik untuk rumah pribadi pun cottage atau bungalow untuk pariwisata. Perajin desa Woloan telah menerima pesanan dari berbagai kota di Indonesia dan beberapa negara di Eropa.
Uniknya, rumah kayu berkarakter desain Minahasa ini dibuat dengan sistem rakitan (knocked-down), jadi Anda tak perlu repot soal pembangunan dan pengirimannya, karena rumah akan dikirim beserta perakitnya.
MINAHASA UTARA
6. Primata Terkecil Sedunia
Setelah Tomohon, kunjungan berikutnya adalah kota Bitung yaitu Cagar Alam Gunung Tangkoko Batu Angus, yang ditempuh dengan berkendara sekitar dua jam dari Manado.
Di sini Anda dapat melihat hewan langka yaitu Tarsius, primata terkecil di dunia (Tarsius tarsier) dan Burung Maleo yang bertelur dengan ukuran minimal dua kali telur ayam. Keduanya adalah hewan endemik Indonesia yang terancam punah.
7. Vitamin Sea
Setiap pulang Manado, saya pasti “melaut”, walau sekadar mantai. Sebisanya saya hindari pantai yang ramai dikunjungi seperti Pantai Pulisan, Mahembang, Bentenan, Pal Beach dan lainnya.
Pantai yang paling berkesan bagi saya adalah Pantai Panjang dekat Batu Mandi dan Efrata Pulisan (diving points), selain Siladen Beach, pantai di ujung Pulau Lihaga dan tentunya private beach yang ada di resort atau vila. Sepi dan nyaman berbikini!
8. Pulau Nain
Bikini ditimpa wet suit, ayo diving! Ada tiga pulau besar lokasi menyelam di sekitar Manado, yaitu Bunaken (termasuk Pulau Siladen), Bangka dan Lembeh. Ada satu pulau yang jarang didatangi di sekitar ketiga pulau populer situs diving tadi, yaitu Pulau Nain.
Pulau Nain atau dalam bahasa Bajo (suku nelayan) disebut “Naeng” termasuk dalam wilayah Kecamatan Wori di wilayah Minahasa Utara.
Terletak di kawasan Taman Nasional Bunaken, Pulau Nain dapat ditempuh dengan speedboat sekitar sejam dari Manado. Disini terdapat pasir timbul atau atol yang mengalami pasang surut dua kali selama 24jam. Yuks ke sini, tak kalah indah dengan Maldives!
9. Kuliner
Wisata kuliner di Manado adalah sesuatu yang tak bakal saya lewatkan. Daftar menu wajib adalah bubur manado (tinutuan), nasi kuning, ikan laut woku, ikan mas bakar rica, mi Cakalang Mutiara dan panganan tradisional Manado.
Selain balapis, panada, koyabu, kue ketan, kopi kopi, popaco dan biapong, kue basah favorit saya adalah “ongol ongol bigfish”. Kudapan terenak sedunia ini terbuat dari gula merah dibalur kelapa muda dengan tekstur kenyal (berbeda dengan onde-onde), camilan yang sangat pas dinikmati sambil sunset-an dengan pemandangan kota Manado berlatar belakang lautan.
10. Ngopi
Kebanyakan kedai kopi di Manado yang berlokasi di mal atau kafe lebih menjual konsep ‘ngopi cantik’ dengan kualitas kopi seadanya. Bagi penikmat kopi yang punya hobi coffee hunting silakan mengunjungi ketiga kedai kopi berikut ini:
Black Cup Coffee House – Coffee house sekaligus roaster ini menawarkan pilihan kopi single origin dari hampir seluruh Indonesia, termasuk biji kopi lokal andalannya yaitu koya beans yang disajikan dengan beberapa variasi manual-brew seperti V60, drip dan aeropress.
Baba Budan – Kedai kopi yang nyelip di antara pasar di Jalan Roda ini juga menyediakan SO dengan V60 dan aeropress.
Mobile Coffee Van Omen – kedai kopi mobil kijang biru yang sering nongkrong di parkiran Megamas ini buka setiap hari mulai jam 4 hingga tengah malam.
11. Penginapan
Saya memilih penginapan berdasarkan area dan keunikan hotel, termasuk layanan serta sentuhan lokal kota untuk dapat merasakan pengalaman yang berbeda. Ada tiga pilihan area yang menjadi tempat terbaik untuk penginapan.
Pertama adalah daerah pusat kota Manado. Pilihan terbaik penginapan adalah Aryaduta dan Big Fish Hotel. Keduanya memiliki akses lokasi kota dan pemandangan laut, juga memudahkan Anda untuk berwisata kedaerah Minahasa, termasuk Tomohon.
Daerah kedua adalah Molas dengan akses terbaik untuk penyelaman kepulau-pulau sekitar dan titik selamnya. Thalassa Dive Resort menjadi pilihan terbaik untuk situs penyelaman di pulau Bunaken dan sekitarnya.
Daerah terakhir yang menjadi pilihan saya adalah Likupang. Tempat terbaik untuk rehat total karena jauh dari hiruk-pikuk kota dengan akses pantai yang masih sepi dari wisatawan. Di sini, akomodasi pilihan saya adalah Casabaio Paradise Resort.
Tips Berwisata ke Manado
1. Saya lebih memilih naik pesawat langsung dari Jakarta (kurang-lebih 3 jam) maupun Bali (sekitar 2 jam). Dibanding transit via Makassar, waktu tempuh menjadi 5 jam in-total.
2. Saya suka penerbangan di pagi hari karena suguhan pemandangan laut dan ribuan pohon kelapa menjadi salah satu pemandangan kesukaan saya saat mendarat. Sayangnya, sekarang Garuda dari Bali hanya terbang di malam hari.
3. Untuk yang suka menyelam dan snorkeling, saya rekomendasikan waktu untuk mengunjungi Manado di akhir bulan Mei atau awal Juni. Air laut sejernih kristal, tanpa ombak seperti di kolam renang!
4. Biasanya saya menghindari pulkam jelang Paskah dan Natal. Kenapa? Karena banyak restoran tutup di Manado, juga terlalu berisik dengan petasan malam tahun baru.
5. Say No! Hiraukan petualangan makanan ekstrem seperti tikus dan kucing hutan, apalagi daging anjing. Saya anti makanan tersebut. Hehehehe…… (B-Nova Dien/jr)