BENDERRAnews, 28/2/18 (Jakarta): Jumlah penderita gangguan jiwa di Indonesia bisa capai puluhan ribu. Pasalnya, di Jakarta saja yang terdaftar sebanyak 4.000 orang.
Sejumlah pihak pun mengingatkan, agar saudara-saudara kita yang tengah mengalami gangguan jiwa ini benar-benar dimonitor serta dibina, atau dirawat, agar tidak dimanfaatkan untuk aktivitas negatif, sebagaimana sinyalemen penyerangan terhadap rohaniwan.
Data resmi tentang penderita gangguan jiwa di Jakarta diungkapkan langsung Wakil Gubernur DKI, Sandiaga Uno.
Iamengatakan saat ini 4.000 warga Jakarta teridentifikasi sebagai orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Dari jumlah tersebut, ada 10 persen penderita harus dirawat inap di rumah sakit jiwa.
“Baru-baru ini kita melakukan ‘ketok pintu layani dengan hati’. Dari layanan ini, sudah teridentifikasi 4.000 warga Jakarta yang mengalami gangguan jiwa,” kata Sandiaga di Balai Kota DKI, Jakarta, Rabu (28/2/18).
Bentuk institut mental
Sandi mengaku, pihaknya harus menangani penderita gangguan jiwa, setelah mendapat saran dari Profesor Bairen dari Harvard Medical School, Boston, beberapa waktu lalu. Profesor Bairen menyarankan Pemprov DKI Jakarta membentuk Jakarta Institute for Mental Health.
“Ini yang akan kami gagas segera,” ujarnya.
Untuk itu, Pemprov DKI akan bekerja sama dengan pemerintah pusat dan Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) Duren Sawit, Jakarta, untuk mengatasi masalah penderita gangguan jiwa.
“Kami ingin menggagas suatu kerja sama dengan pemerintah pusat dan juga dengan RSKD Duren Sawit yang lagi dibangun sekarang. Kerja sama sama ini dilakukan untuk memastikan fenomena penderita gangguan jiwa bisa terantisipasi dengan baik ke depan,” tegas Sandiaga Uno seperti dilansir ‘BeritaSatu.com’. (B-BS/jr)