BENDERRAnews, 1/2/18 (Jakarta): Ini sikap tegas. Dan Grab menjadi satu-satunya platform penyedia layanan transportasi on-demand yang mengambil sikap terhadap order fiktif atau lebih dikenal di kalangan mitra pengemudi dengan sebutan ‘opik’.
Hal ini dibuktikan salah satunya dengan meluncurkan ‘Grab Lawan Opik!’, sebuah program berskala nasional yang mendukung dan melindungi mitra pengemudi Grab dari kecurangan, dan memastikan mereka mendapatkan penghasilan adil.
Program ini merupakan bagian dari komitmen Grab untuk menyediakan platform transportasi teraman bagi para mitra pengemudi dan juga penumpangnya.
“Program ‘Grab Lawan Opik!’ ini adalah bukti kemitraan kami dengan pihak kepolisian, dan kekuatan platform teknologi yang kami miliki yang merupakan hasil dari dedikasi para engineer kami yang berasal dari enam pusat R&D kami di Jakarta, Singapura, Seattle, Beijing, Bengaluru dan Ho Chi Minh,” kata Managing Director Grab Indonesia, Ridzki Kramadibrata melalui keterangan resmi yang diterima ‘BeritaSatu.com’, Rabu (31/1/18) kemarin.
Hukuman berat
Ridzki menambahkan, tim Grab tidak akan beristirahat sampai mereka yakin, mereka telah menghentikan para hacker dan mitra pengemudi yang mencoba mencurangi sistem Grab.
“Kami tidak akan ragu untuk memberikan hukuman berat dan memutus hubungan kemitraan mitra pengemudi yang melanggar kode etik Grab. Hal ini tentunya adil bagi sebagian besar mitra pengemudi Grab yang bekerja keras untuk mendapatkan penghasilan harian mereka, untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik bagi diri mereka dan keluarga mereka,” ujarnya.
Ridzki memaparkan, sebagian besar mitra pengemudi Grab mengikuti sistem Grab yang adil, di mana pemesanan perjalanan dialokasikan ke mitra pengemudi Grab terdekat di daerah tersebut dan mendapatkan insentif atau penghasilan tambahan berdasarkan pekerjaan yang mereka ambil.
Program ‘Grab Lawan Opik!’ bertujuan untuk menangkap sindikat dan mitra pengemudi yang mencoba memainkan sistem ini.
Para pelaku kejahatan hari ini (31/1) telah ditangkap oleh Polda Metro Jaya karena secara tidak sah mengakses aplikasi Grab dan menjalankan operasi opik, menggunakan Fake GPS (dikenal sebagai tuyul). Sebagai bagian dari ‘Grab Lawan Opik!’, aktivitas ilegal tersebut terdeteksi oleh sistem manajemen risiko dan kecurangan Grab, dan telah dilaporkan ke Polda Metro Jaya untuk penyelidikan lebih lanjut.
“Grab mengucapkan terima kasih dan apresiasi atas keberhasilan Polda Metro Jaya, dan sebelumnya Polda Sulawesi Selatan. Para sindikat dan mitra pengemudi yang menjalankan operasi opik telah mengakibatkan kerugian finansial kepada perusahaan dan para mitra pengemudi kami. Setiap satu pemesanan fiktif berarti berkurangnya satu perjalanan bagi mitra pengemudi yang jujur dan berkurangnya pendapatan untuk mereka. Penumpang juga dirugikan saat mereka menunggu tumpangan yang tidak sampai,” ujar Ridzki.
Program ‘Grab Lawan Opik!’ memanfaatkan sistem deteksi risiko dan kecurangan yang dimiliki Grab, yang dapat mendeteksi berbagai aktivitas kecurangan. Sistem ini menggunakan algoritma machine learning yang canggih dan terus berkembang untuk mengidentifikasi dan melawan risiko atau ancaman baru yang mungkin timbul. Ketika para hacker dan mitra pengemudi yang mencoba menipu sistem teridentifikasi, Grab akan berkolaborasi dengan pihak Kepolisian untuk memecahkan operasi opik dan menangkap pelaku.
Sebagai bagian dari program ‘Grab Lawan Opik!’, Grab juga mengajak para mitra pengemudinya untuk turut berpartisipasi dalam memberantas operasi opik dengan melaporkan tindak kecurangan yang ditemukan. Laporan tersebut bisa disampaikan melalui surat elektronik ke fairplay@grab.com untuk ditindaklanjuti oleh pihak Grab. (B-BS/jr)