BENDERRAnews, 5/11/17 (Cikarang): Sudah terbukti, keberadaan daerah Cikarang yang berlokasi di timur Jakarta menjadi salah satu kawasan industri nasional yang memiliki nilai ekspor menyamai industri di Batam.
Semakin potensilanya kawasan industri Cikarang karena di sana ada sekitar 3.000 pabrik yang berasal dari 30 negara.
Industrinya juga mampu memberi kontribusi 34,46 persen penanaman modal asing nasional, serta 22-45 persen volume ekspor nasional pada tahun 2008 dengan omzet mencapai 35 miliar dollar AS dan 70 persen di antaranya untuk pasar ekspor.
Hal itulah yang membuat Cikarang menjadi kawasan yang bernilai ekonomis dan potensial sebagai tempat tinggal untuk para pekerja di wilayah tersebut.
Melihat potensi itu, Lippo Group melalui PT Lippo Cikarang Tbk sebagai pengembang properti saat ini sedang melakukan pembangunan kota mandiri Meikarta di Cikarang, Jawa Barat.
Meikarta yang terdiri dari kompleks apartemen, perkantoran, dan pusat perbelanjaan juga akan memiliki fasilitas pendukung, seperti ruang terbuka hijau, sarana olahraga, tempat hiburan, rumah sakit, sekolah dan universitas, hotel, dan gedung pertunjukan.
Kelengkapan infrastruktur
Selain itu, kehadiran Meikarta juga dibantu dengan infrastruktur di sekitarnya. Infrastruktur itu dibangun oleh pemerintah untuk mendukung mobilitas para pelaku bisnis di kawasan industri di Cikarang. Karena Meikarta juga terletak di Cikarang, maka nantinya para penghuninya akan merasakan pula manfaat infrastruktur tersebut.
“Jadi Meikarta bisa menunjang proyek-proyek strategis itu, infrastruktur yang dikerjakan pemerintah,” kata Presiden Meikarta Ketut Budi Wijaya dalam suatu diskusi di Tangerang, Jumat (15/9/17) lalu.
Ada enam infrastruktur penting yang sedang dibangun. Pertama, yaitu Patimban Deep Seaport yang nantinya akan membantu aktivitas ekspor dan impor di area industri tersebut. Patimban dirancang sebagai pelabuhan laut dalam, jadi kapal besar bisa langsung merapat dan tidak perlu lagi lewat Pelabuhan Tanjung Priok.
“Di utara Meikarta, ada Pelabuhan Patimban. Itu deep seaport, jadi kapal besar bisa merapat sehingga mengurangi beban Tanjung Priok dan tidak harus transit ke Singapura. Untuk masa depan akan menambah posisi strategis Indonesia sebagai negara kelautan,” ujar Ketut.
Kedua, International Airport Kertajati. Kehadiran bandara ini akan memberikan pilihan kepada warga Jakarta dan sekitarnya sesuai dengan keterjangkauan dari segi biaya, waktu, dan jarak.
“Makanya ada Bandara Kertajati sebagai bandara internasional. Ini proyek mangkrak, dari awal 2015 digenjot untuk selesai dan targetnya 2018. Menurut informasi, rencananya pada Juni 2018” ujar Ketut.
Infrastruktur ketiga yaitu kereta api cepat Jakarta-Bekasi-Cikarang-Bandung. Nantinya kereta ini akan mempersingkat waktu perjalanan Jakarta-Bandung sehingga hanya sekitar 40 menit.
Selanjutnya infrastruktur yang keempat yakni Light Rail Transport (LRT) Cawang-Bekasi Timur-Cikarang, lalu yang kelima adalah Automated People Mover (monorel).
“Ada juga kereta ekspres Jakarta-Bandung, untuk belok ke Bandung lokasinya di dekat Meikarta. Akan dikoneksi dengan monorel. LRT juga sekarang sedang dibangun, mungkin akhir 2018 sudah beroperasi,” tutur Ketut seperti dilansir ‘KompasProperti’.
Terakhir, infrastruktur keenam adalah Jakarta-Cikampek Elevated Highway. Keseluruhan infrastruktur tersebut direncanakan selesai dibuat dalam dua sampai tiga tahun mendatang.
“Lalu ada elevated highway, jalan tol dua layer. Di atas untuk jalan penumpang, di bawah untuk kendaraan kargo. Selama ini ada kapasitas maksimum, tapi kadang lebih dari itu sehingga jalannya lambat dan menghalangi mobil lain.
Nantinya, monorel yang dibangun di Meikarta akan menjadi penghubung kota mandiri itu dengan kawasan industri di Cikarang. (B-KP/jr — foto ilustrasi istimewa)