BENDERRAnews, 26/10/17 (Lippo Village): Indonesia menghadapi defisit tenaga profesional Aktuaris. Akibat minimnya jumlah Aktuaris, mengakibatkan profesi ini menduduki peringkat sebagai most wanted profession in the world.
Nah, berdasarkan data Persatuan Aktuaris Indonesia (PAI), hingga pertengahan 2017, jumlah aktuaris terdaftar di Indonesia baru sekitar 400 orang. Jumlah tersebut dinilai masih kurang karena kebutuhannya cukup tinggi.
Karenanya, baik PAI dan juga perusahaan-perusahaan asuransi Indonesia mengupayakan meningkatkan jumlah aktuaris yang saat ini masih jauh dari ideal.
Hal ini sejalan pula dengan program Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang menargetkan 1000 aktuaris pada tahun 2018, karena kebutuhan akan profesi ini tergolong mendesak.
Di Indonesia dan juga di beberapa negara berkembang lainnya, keberadaan aktuaris-aktuaris berkualitas sangatlah penting dalam memenuhi kebutuhan di industri asuransi dan juga bidang lainnya seperti konsultan serta pengelola employee benefit pada sebuah perusahaan.
UPH berkontribusi
Praktisi di bidang aktuari, Giovani Gracianti, S.Si., S.Inf., M.Sc., M.Act.Sc., seorang Actuarial Science Specialist, lulusan Program Double Degree Matematika Terapan dan Informatika Universitas Pelita Harapan (UPH), mengemukakan, sebagai aktuaris, banyak peluang yang terbuka luas pada profesi ini.
“Dalam bidang aktuari kita belajar menghitung dan mengukur nilai resiko yang akan dihadapi. Dengan mengetahui resiko, seorang aktuaris dapat membantu memberi masukan untuk mengatasi resiko tersebut. Dengan kemampuan analisis yang kuat, mampu menjadi problem solver, mengelola resiko. Ditambah dengan kemampuan komunikasi dan komputer yang baik, maka seorang aktuaris dapat meningkatkan kredibilitas dari layanan yang diberikan perusahaan tersebut,” jelas Giovani.
Sementara dari sisi dunia industri, perusahaan asuransi perlu secara aktif bekerja sama dengan sekolah-sekolah dan juga universitas dalam mengembangkan program aktuaria serta mengembangkan profesi aktuaris.
Terkait itu, Jurusan Matematika Terapan UPH menyadari akan kebutuhan tersebut dan telah telah mengadakan program peminatan aktuaria sejak tahun 2005.
Terbukti, banyak lulusan program ini sukses bekerja dan berprofesi sebagai aktuaris. Namun masih sedikit para siswa yang memahami bidang ini, sehingga peminat yang melanjutkan studi di bidang matematika juga masih belum mampu memenuhi kebutuhan di dunia industri.
Sosialisasi kepada siswa
Upaya peningkatan kualitas pendidikan aktuaria dan sosialisasi kepada para siswa SMA terkait bidang aktuari terus dilakukan Program Studi Matematika Terapan UPH untuk mendukung program pemerintah dalam menghasilkan 1000 aktuaris.
Program Studi Matematikan Terapan UPH telah menandatangani MoU dengan PT Asuransi Jiwa Manulife dalam kerjasama pengembangan program aktuaria di UPH.
Kerjasama ini meliputi pelatihan dari ahli, program magang, seminar-seminar aktuaria, promosi-promosi tentang profesi aktuaria di sekolah-sekolah dan juga pengembangan klub aktuaria sebagai kegiatan kemahasiswaan.
Diharapkan upaya ini akan menaikkan ketertarikan para siswa-siswi SMA untuk memilih karir Aktuaris dan mendalami program studi Matematika Terapan di UPH.
UPH satu-satunya
Prodi Matematika Terapan UPH juga menjalin kerjasama dengan University of Waterloo untuk memperkuat kualitas program peminatan aktuaria di UPH, secara khusus menuju sertifikasi internasional dan standar kualitas internasional. Bahkan UPH merupakan satu-satunya universitas swasta di Indonesia yang telah mendapatkan pengakuan VEE Applied Statistics dari Society of Actuaries (SoA), dan ini menjadi keunggulan yang patut diperhitungkan.
Jurusan Matematika Terapan UPH telah mempaketkan konten aktuaria sebanyak 40 SKS dalam kurikulumnya. Konten ini setara dengan enam paket dari tujuh paket ujian yang menjadi syarat untuk memperoleh sertifikat Associate Aktuaris. Dengan ini, lulusan matematika UPH tinggal menambah satu materi ujian untuk menyadang profesi Associate Aktuaris.
Berdasarkan pengakuan salah seorang lulusan Matematika Terapan UPH, Shefinna Suyanto, S.Si., FSAI, Aktuaris di Allianz Life Indonesia, pengalamannya selama berkuliah di Matematika Terapan UPH telah memberikan banyak ilmu dan keterampilan yang diperoleh untuk dapat mengikuti serangkaian test-test di bidang aktuari.
Disebutnya, untuk menjadi aktuaris memang harus melalui tahapan-tahapan ujian, kurang lebih 10 ujian yang harus dilalui untuk memperoleh sertifikat tanda fellowship aktuaris. Dengan sertifikat yang diperoleh setelah lulus dari Matematikan Terapan UPH, ia tinggal mengikuti satu tahap ujian Associate Aktuaris dan setelah terjun ke dunia profesi aktuaris ia dapat mengikuti tiga tahap ujian untuk mendapatkan sertifikat Fellow Aktuaris.
Program Studi Matematika Terapan UPH mengutamakan pendidikan berkualitas dengan mengikuti perkembangan ilmu di bidang Matematika Terapan sekaligus memfasilitasi pengembangan kepribadian dan karakter mahasiswa melalui suasana akademik yang kondusif.
Didukung kerjasama bersama institusi nasional dan internasional, serta menyelenggarakan layanan pengabdian kepada masyarakat untuk meningkatkan peran matematikawan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Demikian keterangan tertulis PR UPH, Rossemince Hutapea dan tim kepada ‘BENDERRAnews’ dan ‘SOLUSSInews’. (B-r/rh/jr)