BENDERRAnews, 18/0/17 (Jakarta): “Bagimu Petani Kami Mengabdi”, itulah tajuk transfer ilmu gratis dari Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada kepada ratusan peternak di seluruh Indonesia. Ini dalam rangka membekali para peternak dengan disiplin ilmu dan teknologi pengembangan sektor peternakan.
“Dalam rangka membantu petani mengembangkan pertanian, khususnya peternakan, Fakultas Peternakan UGM menyelenggarakan kuliah gratis Bagimu Petani Kami Mengabdi,” kata Dekan Fakultas Peternakan UGM Ali Agus dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Sabtu (16/9/19) akhir pekan lalu.
Kegiatan tersebut, menurut Ali, ditujukan sebagai wadah transfer ilmu teknologi dan forum bagi petani untuk mengembangkan jejaring dalam mengembangkan usahanya di sektor peternakan dan turunannya.
Selain itu, ujar dia, sekitar 50 persen masyarakat Indonesia berprofesi sebagai petani, sehingga petani lebih baik jika dekat dengan sumber ilmu, yaitu Fakultas Peternakan UGM.
Sebab dengan berkuliah di Fapet UGM, ujarnya, peternak akan mendapatkan ilmu dan teknologi yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
“Tanpa ilmu pengetahuan, usaha yang dijalankan oleh peternak tidak akan berkembang,” jelas Ali seperti dilansir ‘Antara’.
Sepuluh materi
Data Fapet UGM mencatat, jumlah peserta yang mendaftarkan diri untuk mengikuti perkuliahan gratis di Fapet UGM sebanyak 190 orang. Para peserta berasal dari berbagai daerah di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Madura.
Terdapat 10 materi perkuliahan yang ditawarkan setiap pekannya, yaitu sapi potong, sapi perah, unggas petelur, unggas potong, ransum ternak berkualitas, penyembelihan halal, kambing dan domba potong, kambing dan domba perah, peternakan terintegrasi, dan diversifikasi hijauan pakan.
Sebelumnya, Ali Agus juga menyatakan, peternakan di negara-negara tropis secara signifikan mampu meningkatkan kedaulatan pangan.
“Peran peternakan di negara-negara tropis menjadi penting untuk membangkitkan kemandirian karena fungsi peternakan sebagai tabungan, akumulasi modal, serta untuk menyuplai input bagi tanaman pangan melalui produksi kotoran yang dapat diolah menjadi pupuk,” katanya.
Selain itu, ujar Ali Agus, upaya mengukur kontribusi peternakan pada kedaulatan pangan di negara-negara tropis sangat penting untuk mengidentifikasi keunggulan dan daya saing komoditas dan produk turunannya. (B-AN/jr — foto ilustrasi istimewa)