BENDERRAnews, 15/9/17 (Jakarta): Mulai Jumat (15/9/17) ini, para tokoh kawanua se-Indonesia sehati bersama berkumpul di Jakarta. Mereka terdiri dari pars ‘primus enter paris’ terpilih, mewakili komunitas ‘Diaspora Mina Esa’ dari ujung Timur, di Tanah Papua, hingga tepi Barat Bumi Nusantara tercinta, Sumatera.
Para tokoh ‘Overseas Minahassan’ (=Kawanua) ini datang untuk bersepakat dalam srbuah ikrar luhur: “Esa Kita!!!” (=”kita adalah satu”).
Syahdan ! Di bawah kepemimpinan Ronny Frangky Sompie yang terpilih secara konstitusional (berdasarkan AD/ART) sebagai Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Kerukunan Keluarga Kawanua (KKK, atau K3, Red) periode 2017-2021 melalui MPA di Jakarta, roda organisasi KKK berputar dengan sangat cepat, menggencarkan beragam kiprah, terutama mengkondolidasi diri melalui penguatan di tingkat basis.
Hasilnya, sejumlah Dewan Pimpinan Daerah (DPD) KKK lahir, terbentuk dan dikukuhkan selang empat bulan terkini, dari daratan Jawa hingga beberapa provinsi di tanah seberang.
Perubahan internalisasi organisasi
Arkian !!! Hari Jumat ini, hingga Sabtu (16/9/17) merupakan rangkaian kulminasi kiprah KKK yang ditandai dengan terjadinya perubahan internalisasi organisasi, sesuai dan pastinya menyesuaikan dengan tuntutan zaman. Yakni, digelarlah Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Pertama Kerukunan Keluarga Kawanua Tahun 2017, yang sore barusan dibuka Ketua Umum KKK, Ronny Franky Sompie.
Pada gelaran cyang dipusatkan di Wisma Tugu, Rasuna Said, Jakarta inilah, para tokoh kawanua se-Jndonesia membahas program kerja pengurus masa bhakti 2017-2021, sekaligus mengevaluasi beberapa program yang telah dilaksanakan sebelumnya.
Para tokoh “Diaspora Mina Esa” (=Overseas Minahassan) merupakan representatif dari seluruh pengurus KKK, Roong (Rukun Kampung), Taranak (Rukun Famili), Fungsional (kelompok spesifik), dan beberapa pengurus di aras provinsi, di antaranya DPD KKK Sumatera Utara, Lampung, Selawesi Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Papua, Papua Barat, Kalimantan Timur, dan DPD KKK Banten.
Ronny Sompie, sosok kawanua yang pernah memegang posisi penting di lingkup Mabes Polri, merupakan perwira tinggi kepolisian (jenderal berbintanfpg dua) bergelar doktor dan magister hukum, sehingga diakui piawai dalam mengelola serta mengendalikan organisasi besar ini. Termasuk mampu mulai mengembalikan marwah pergerakan KKK agar bisa memiliki citra elegan di fora nasional, baik secara institusi yang berwibawa dan semakin diperhitungkan, maupun lewat performa hebat para individu hasil besutannya.
Karena itu, dalam sambutan saat membuka Rakernas I/2017, ia mengatakan, inu merupakan salah satu forum tertinggi yang punya otoritas dalam pengambilan keputusan. Selain itu, menjadi forum resmi merumuskan apa dan bagaimana menyikapi perubahan internalisasi organisasi.
“Sebab itu, mari kita manfaatkan forum ini mènelorkan program yang lebih bermakna dan bermanfaat bagi Tou Mina Esa (=Orang Minahasa, sakah satu duku bangsa dari Provinsi Sulawesi Utara, Indonesia, Red).
Saat ini, tambah menurut Ronny yang juga sedang menjabat Dirjen Imigrasi Kemkumham ini, terlihat pengurus penuh dimanika. “Seperti sedang diburu waktu. Seperti ingin mendahului waktu. Terus berdinamika dengan lebih baik,” beber Ronny yang juga merupakan Wakil Ketua Dewan Penasihat Generasi Penerus Perjuangan Merah Putih 14 Februari 1946 (GPPMP).
Memang, demikian Ronny, setelah pelaksanaan MPA di Kelapa Gading, “kita masih berupaya untuk melaksanakan berbagai kegiatan dengan jangka waktu pendek, meski sangat terarah pada mempersatukan kekuatan kawanua”. (Ini memang jadi target awal utama KKK, mengingat sempat terjadi dualisme kepemimpinan di masa Pdt Jimmy Tampie dan Irjenpol Benny Mamoto sebelumnya, Red).
Seruan kukuh bersatu
Ronny tak menampik fakta, kiprah awalnya begitu diwarnai proses rekonsiliasi yang hingga kini masih berjalan menuju titik akhir. “Hanya saja semangat untuk kawanua bersatu, terus bergemah. Meski kini belum terwujud, diyakini suatu waktu persatuan kawanua itu akan terwujud. Keyakinan ini muncul dilatarbelakangi keinginan para tokoh juga sesepuh kawanua menginginkan terwujudnya persatuan itu. Karena kita ini satu. ‘Esa Kita'”, serunya agar semakin kukuh bersatu
Jadi, meskipun saat ini belum mencapai tujuan paling akhir, (karena masih ada beberapa tokoh sedang juga bergumul untuk maksud yang sama, yakni bersatu, karena ‘Esa Kita’=Kita Satu, Red), namun Ronny optimis, hal persatuan itu akan terwujud, “karena bibit perdamaian itu telah tersemai”.
“Kita semua berharap Anjelica Tengker dan Tonaas Benny Tengker dapat melihat keinginan bersatu kawanua yang nantinya dapat kita sumbangkan untuk mengangkat manusia kawanua yang berorientasi pada pencapaian jalan damai demi kesejahteraan bersama,” demikian Ronny Sompie.
Visi untuk kesejahteraan
Sebelumnya, Ketua Panitia Pelaksana, Renny Rorong, menjelaskan, kegitan ini sudah diagendakan setelah peneguhan pengurus masa bhakti 2017-2021 oleh Gubernur Sulawesi Utara, Olly Dondokambey (yang secara ‘ex officio’ selaku Ketua Dewan Pelindung KKK, Red) beberapa waktu lalu.
Karenanya, mengingat nuansa yang masih digumuli, lahirlah rencana aksi dengan mengacu pada kekuatan filosofi Dr Sam Ratulangi, yakni “Sitou Timou Tumou Tou” (=Manusia Lahir untuk Memanusiakan Sesama Manusia, Red), dimana hal ini diperlukan demi satu kesatuan pandang, dan dianggap Rakernas-lah sarana penting untuk itu.
Selain itu, diharapkan melalui pelaksanaan Rakernas ini, “Tou Mina Esa” lebih disatukan dalam satu visi satu, demi kesejahteraan bersama.
Rakernas diawali dengan pemutaran film dokumenter awal terbentuknya pengurus KKK periode 2017 – 2021 hingga persiapan pelaksanaan Rakernas I 2017.
Acara dilanjutkan dengan Ibadah dipimpin Pendeta Iwan Tangka. Hadir juga dalam Rakernas KKK ini, utusan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta, Darwis M Aji, dan Pemprov Sulut, Weldie Poli. (B-wl/jr)