BENDERRAnews, 7/9/17 (Jakarta): Ya, satu sikap terpuji kembali dilakukan pihak Tahir Foundation yang tergerak melihat banyaknya TKI bermasalah di luar negeri.
Kali ini, Tahir Foundation menyalurkan bantuan sebesar US$111.000 untuk 12 tenaga kerja Indonesia (TKI) pekerja rumah tangga (PRT) yang mengalami permasalahan di Yordania.
Bantuan tersebut diberikan langsung pimpinan Tahir Foundation, Dato’ Sri Prof Dr Tahir, MBA kepada masing-masing 12 TKI itu di kantor Kementerian Ketenagakerjaan, Rabu (7/9/17) malam.
Pemberian bantuan tersebut juga disaksikan Menteri Ketenagakerjaan, Hanif Dhakiri dan jajarannya.
Pemberian tersebut secara simbolis kepada masing-masing TKI, sedangkan uangnya ditranfer langsung ke nomor rekening seluruh TKI yang semuanya perempuan itu.
Para TKI dikatakan bermasalah antara lain karena gaji mereka tidak dibayar oleh majikan selama bertahun-tahun bahkan satu di antara mereka tidak diberi gaji selama 10 tahun. Para TKI itu umumnya bekerja di Yordania tidak melalui jalur resmi alias TKI ilegal.
“Mereka semua TKI ilegal,” kata Dirjen Pembinaan Penempatan dan Perluasan Kerja, Kemnaker, Maruli Apul Hasoloan yang ikut dalam acara itu, sebagaimana dilaporkan ‘Suara Pembaruan’.
Sedih TKI bermasalah
Dato’ Sri Prof Dr Tahir dalam sambutannya, mengatakan, ketika ia ke KBRI Yordania di Amman, ia merasa sedih mendengar ada TKI bermasalah seperti itu.
“Karena itu, hati saya tergerak dan saya berkoordinasi dengan pihak KBRI agar mereka dipulangkan ke Tanah Air dan saya siap memberikan bantuan kepada mereka,” kata pendiri Mayapada Group ini.
Bantuan yang diterima para TKI itu bervariasi berkisar mulai dari US$ 2.400 sampai dengan US$ 24.000 per orang TKI.
Yang menerima bantuan paling besar ialah TKI tidak digaji selama 10 tahun oleh majikannya yakni Jumiah asal Nusa Tenggara Barat (NTB).
Ia menerima sebesar US$24.000.
Jangan PRT lagi
Tahir melanjutkan, ia menginginkan agar tidak ada lagi orang Indonesia yang bekerja sebagai PRT di luar negeri.
“Saya ingin orang Indonesia yang bekerja di luar negeri tidak ada lagi sebagai pembantu rumah tangga. Orang Indonesia harus bekerja sebagai pekerja profesional. Dan untuk itu mereka diberi gaji yang layak,” kata dia.
Pada kesempatan itu, Tahir menegaskan, ia bersedia membantu pemerintah mendidik dan melatih calon TKI ke luar negeri di Balai Latihan Kerja (BLK). “Silahkan pemerintah membangun BLK, kami siap menyediakan sarana-prasarananya serta siap menggaji calon TKI selama di BLK agar mereka tetap mempunyai uang selama pelatihan,” kata Tahir.
Disebut Tahir, siapa pun orang Indonesia yang nasibnya beruntung seperti dirinya harus siap membantu sesama anak bangsa yang tidak beruntung. “Saya dan Menteri Sosial berkomitmen menghilangkan anak jalanan dan pengemis di Jakarta,” kata dia.
Pengusaha peduli pekerja
Sedangkan Hanif Dhakiri dalam sambutannnya, mengatakan, ia mewakili pemerintah berterima kasih kepada Dato’ Sri Prof Dr Tahir, dan Tahir Foundation umumnya.
“Dato’ Sri Prof Dr Tahir merupakan satu dari banyak pengusaha di Indonesia yang merasa prihatin dan membantu kepada pekerja migran yang bermasalah. Kita bangga mempunyai pengusaha seperti beliau,” kata Hanif.
Hanif juga mengatakan, pemerintah menyambut baik kesediaan Tahir untuk membantu mendidik dan melatih calon TKI di BLK. “Kita sudah mulai di BLK Semarang, Jawa Tengah,” katanya lagi seperti dilansir ‘BeritaSatu.com’.
Hanif menambahkan, permasalahan utama TKI di luar negeri ialah tidak bisa berbahasa Inggris dan keahlian kurang. “Untuk itu kami akan didik dan latih mereka di BLK sebelum dikirim ke luar negeri,” kata Hanif Dhakiri. (B-SP/BS/jr)