BENDERRAnews, 1/9/17 (Jakarta): Atas prestasi, reputasi dan ‘track record’ yang hebat serta penampilan berkualitas, Komisaris Besar Polisi Tommy Winston Watuliu, putra Indonesia dari Minahasa, mendapat sekaligus berhak atas pangkat baru selaku brigadir jenderal polisi.
Tommy pun dipromosi sesuai kepangkatannya untuk menduduki jabatan Direktur Bintarlat Akpol Lemdiklat Polri.
Ucapan selamat dan doa pun mengalir dari berbagai kalangan, baik di lingkup Markas Besar (Mabes) Kepolisian Republik Indonesia (Polri), jajaran tokoh masyarakat, juga koleganya di beragam organisasi serta paguyuban.
Dua tokoh kawanua, Ronny F Sompie (Ketua Umum DPP Kerukunan Keluarga Kawanua/KKK) dan Theo L Sambuaga (Ketua Dewan Pembina KKK) termasuk di antara mereka yang memberi ucapan selamat serta doa.
Ucapan yang sama juga dikirim DPP Generasi Penerus Perjuangan Merah Putih 14 Februari 1946 (GPPMP) dan Ikatan Keluarga Alumni Universitas Sam Ratulangi (IKA Unsrat) Jabodetabek Plus.
“Jadi so dapa job Pati Bintang satu dang torang pe Waketum 1 DPP KKK? Selamat dan sukses buat Brigjen Pol DR Tommy Watuliu, SIK, MSi. TUHAN YESUS KRISTUS senantiasa memberkati. Amin,” tutur Ronny Sompie yang juga bergelar doktor dan terkini merupakan jenderal polisi berbintang dua.
Hampir senada dengan itu, Theo dan juga Ronny sama-sama berujar, “Mantap, torang pe Kader Bhayangkara – Polri di masa depan bagi Sulut – Minahasa, Indonesia khususnya KKK”.
“Bravo untuk jenderal. Salam Merah Putih, Tetap Jaya!!!”, timpal Ketum DPP GPPMP, Jeffrey Rawis dan Sekjen, Teddy Matheos.
Sebagaimana diketahui, Theo, Ronny dan Tommy, sama-sama pula bergabung di Ormas Nasional GPPMP. Theo merupakan Ketua Dewan Penasihat, Ronny di posisi Wakil Ketua Dewan Penasihat, sedangkan Tommy Wakil Ketua Dewan Pembina GPPMP.
Tabea Shalom
Merespons semua ucapan dari para senior, kompatriot, kolega dan kawan seperjuangan, inilah ujaran Tommy (dikutip dari WAGs “Walekawanua Tampabakusedu”):
“…Saudara-2 terkasih, semuanya hanya anugerah TUHAN dan oleh iman serta Doa orang banyak. Saya percaya Saudara-2 saya dalam grup ini selalu mendoakan saya, demikian juga saya selalu mendoakan Saudara-2, dan ini sudah menjadi ‘value’ dari grup ini untuk saling berbagi sesuai berkat masing-2. Banyak berkat bagi kita semua, karena kita saling mengasihi dan hanya Mengandalkan TUHAN. Suka cita saya selalu berada dalam persaudaraan ini. Biarlah semuanya hanya untuk kemuliaan Nama TUHAN. Terima kasih atas ‘support’ yang luar biasa selama ini dalam melayani khususnya melayani Kawanua
Glory Hallelujah…..
I Jajaaat U Santi….!!!”
Jebolan FBI
Berkaitan dengan promosi ini, Redaksi mencuplik reportase rekan jurnalis Tommy Waworundeng, berikut ini:
“…Tommy ini merupakan perwira polisi yang membanggakan nama Minahasa. Putra Indonesia kelahiran Tondano dan besar di Tonsea ini bernama lengkap Winston Tommy Watuliu.
Namun, ada nama alias yang melekat pada jebolan FBI Amerika Serikat ini, berhasil meraih gelar Doktor Cum Laude di Universitas Indonesia, Jumat (30/10/15) lalu ini.
Ya, dia akrab disapa dengan panggilan ‘Utu’, khusus oleh sesama kerabat dari Minahasa.
Utu bergelar doktor yang didapatnya di Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik (FISIP) Universitas Indonesia (UI), Jumat (30/10/15) lalu.
Dengan Promotor Prof Dr Azhar Kasim MPA didampingi Ko-Promotor Prof Dr Sudarsono Mardjosoekarto, para guru besar ini membacakan Winston Tommy Watuliu berhasil lulus sangat memuaskan alias ‘Cum Laude’.
Para tim penguji memberikan penilaian cum laude setelah Utu berhasil mempertahankan disertasinya berjudul, ‘Penguatan Kapasitas Negara (State Capacity) Dalam Mencapai Kepolisian Demokratis (Democratic Policing) Reserse Polri Dengan Pendekatan Soft Systems Methodology.
Utu dalam ujian doktor berhasil meyakinkan sembilan tim penguji dengan suara yang nyaring dan tegas, sertra menjelaskan betapa pentingnya demokrasi di tubuh Polri.
Hasil penelitiannya, Winston menemukan sejumlah hal yang harus diperbaiki dalam bidang reserse untuk kemajuan Polri ke depan. “Berdasarkan hasil penelitian terhadap lokus pada Bareskrim Polri, dapat dikatakan secara makro dalam lingkup personel, hingga pada level top manajemen ditemukan will yang sangat besar, untuk melakukan transformasi,’’ jelas Winston.
Ditambah dengan kapasitas negara yang relatif bergerak kepada upaya penguatan yang dapat dijadikan suatu tapakan transformasi, sehingga problem solving yang berhubungan dengan aspek institusi, politik dan, budaya,
“Bareskrim Polri memiliki peluang untuk melakukan presencing (transformasi) kepolisian melalui: menghadirkan ruang masa depan dalam perubahan organisasi RI esensi kepemimpinan kepolisian dengan penuh kreativitas untuk menangkap masa depan dalam rangka mewujudkan perlindungan dan pelayan terhadap masyarakat Indonesia yang bertumbuh semakin demokratis,” tegas Utu.
Raih cumlaude
Dalam kesimpulan disertasinya, Utu menyebut, Bareskrim Polri memiliki peluang untuk melakukan transformasi kepolisian melalui administrasi kepolisian (police administration) dengan melakukan inovasi dan tata kelola aktivitas kepolisian lini depan. Juga dukungan administratif dan pelayanan penunjang lainnya dalam rangka mewujudkan perlindungan dan pelayanan terhadap masyarakat demokratis.
“Bareskrim Polri memiliki peluang untuk dapat melakukan transformasi kepolisian melalui demokratis (democratic policing) melakukan inovasi tata kelola kepolisian sebagai pelayan public, menjunjung tinggi supremasi hukum, etika kepolisian, dan hak asasi manusia, menjaga akuntabilitas dan transparansi, struktur dan manajerial yang efektif dan efisien dalam rangka mewujudkan perlindungan dan pelayanan terhadap masyarakat demokratis,” jelas Winston sebagaimana dicuplik ‘ManadopostOnline’.
Usai memaparkan hasil penelitiannya, sembilan tim penguji bertubi-tubi melancarkan pertanyaan. Tim pengujinya yakni 1) Dr Arie Setiabudi Soesilo, sebagai Dekan FISIP-UI dan Ketua Dewan Penguji, 2) Prof Dr Azhar Kasim MPA sebagai Promotor, 3) Prof Dr Sudarsono Hardjosoekarto sebagai Ko-Promotor, 4) Prof Dr Irfan Ridwan Maksum, 5) Dr Lina Miftahul Jannah, 6) Dr SM Handayani, 7) Dr Roy Valiant Salomo M.Soc.Sc, 8) Dr Lisman Manurung, dan 9) Dr Andreo Wahyudiatmoko MSi.
Puji TUHAN! Putra kelahiran Tondano 21 September 1966 ini, menjawab dengan lugas semua pertanyaan yang dilontarkan bergantian sembilan penguji. Ratusan undangan yang memadati auditorium berukuran sekira 15 x 30 meter itu, tegang setiap kali Winston menjawab pertanyaan para profesor doktor FISIP UI. Apalagi ada beberapa kali pertanyaan menjebak. Tetapi lagi-lagi Utu menjawab dengan jelas.
Akhirnya, Prof Dr Azhar Kasim, MPA, membacakan hasil penilaian, Winston lulus sangat memuaskan. ‘’Saudara Winston Tommy Watuliu, anda lulus dengan status sangat memuaskan dalam Ujian Doktor Universitas Indonesia Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program Pascasarjana Program Studi Ilmu Administrasi,’’ demikian Prof Kasim.
Sang profesor kemudian menyampaikan beberapa poin catatan terkait disertasi yang dipaparkan Utu. ‘’Poin pertama, Polisi dalam menjalankan tugasnya harus selalu berdasarkan hukum (rule of law). Kedua, peraturan perundang-undangan dan kebijakan tertulis yang mengatur kepolisian harus jelas, tepat dan dapat diakses publik. Ketiga, Polisi harus selalu mematuhi kode etik dan a code of professional conduct. Keempat, Polisi harus selalu bertanggung jawab kepada warga negara, wakil rakyat, negara, dan kepada hukum. Kelima, organisasi kepolisian harus memungkinkan polisi melakukan tugas penegakan hukum dengan efektif dan efisien. Demikianlah beberapa catatan sebagai tantangan saudara dalam mewujudkan demokrasi di tubuh Polri,’’ jelas Prof Kasim.
Harapan para penguji, prestasi Utu, titik awal baru bagi kiprahnya sebagai seorang doktor dan juga sebagai anggota Kepolisian Republik Indonesia, dalam mencapai cita-cita Polri yang lebih baik.
Banyak pengurus Kerukunan Keluarga Kawanua (KKK) Pusat yang hadir. Karena Utu merupakan Presidium KKK Pusat. “Saya pribadi dan keluarga serta atas nama KKK Pusat, mengucapkan selamat buat Pak Winston Tommy Watuliu yang berhasil meraih gelar Doktor Cum Laude di UI,’’ ujar Ketua KKK Pusat waktu itu, Pdt Ir Jimmy Tampi MTh (kini diteruskan oleh Ronny Sompie, Red).
Sudah banyak putra-putri terbaik Kawanua yang karirnya cemerlang di jajaran Kepolisian RI, termasuk Irjen Pol Dr Ronny F Sompie, lalu sebelumnya Irjen Pol Gordon A Mogot dan yang lainnya.
Bukan karbitan
Utu merupakan generasi terbaru Kawanua di instansi kepolisian RI. Usianya masih terbilang muda. Karirnya masih panjang. Masih terbilang belia, tetapi sudah banyak jabatan yang dipercayakan kepadanya. Saat meraih gelar doktor, Utu sedang dipercayakan oleh Kapolri sebagai Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Kalimantan Timur.
Sebelumnya 2014, ia dipercayakan Anjak Madya Lemdikpol Bidang Akpol (dalam rangka Dik Sesopimit). Kariernya sejak 1990 sampai 2013, dimulai dari Dan Tol Taruna Akpol, Kaunit Reserse/Intel Polsek Metro Kebun Jeruk, Kaunit VC. Sat Reserse Res Metro Jakarta Barat, Kaunit Reserse/Intel Polsek Metro Taman Sari, Kasubnit I VC Dit Reserse Polda Metro Jaya, Kapuskodal Ops Polres Metro Depok, Kasubnit I Harda Ditserse Polda Metro Jaya, Kapolsek Metro Cilincing Polres Jakarta Utara, Penyidik Madya Unit III Dit I/Keamanan dan Trans Nasional Crime Bareskrim Polri, Kabag Analis Ditreskrimsus Polda Metro Jaya, Kasat Cyber Crime Bareskrim Polri, dan Dosen Akademi Kepolisian.
Ia juga bukan polisi karbitan. Untu menempuh pendidikan berjenjang di bidang kepolisian. Akpol (1989), Selapa (2003), dan Sespim Pol (2007). Menariknya di tahun 2009, Winston pernah mengikuti training di akademi Biro Investigasi Federal (Federal Bureau of Investigation/FBI Academy) di Quantico Virginia Amerika Serikat. FBI adalah badan investigasi utama dari Departemen Keadilan Amerika Serikat. FBI Academy sendiri terletak di Quantico, Virginia, tempat pelatihan untuk Agen Khusus baru Federal Bureau of Investigation Amerika Serikat. Di sana, Winston spesifik mempelajari Criminal Justice System. Terakhir tahun 2014, mengikuti Sespimti Polri Dikreg 23.
Untuk pendidikan kejuruan, tahun 1990, Sus Tutorial, Sus Lan Serse EK (1992), Democratic Policing US Dept Of Justice (2001), Human Trafficking Course IOM Jakarta (2005), Trans National Crime Course AFP Academy Canbera Australia (2006), Child Protection Dallas US (2006), Environtment Crime Politeia Academy Apeldorn Belanda (2008), Criminal Justice System Virginia University US, Computer Crime Investigation Course “CCIC Session 9” Ilea Bangkok, Hitec Crime Hongkong Police (2011), terakhir High Level Management JCLEC Semarang (2012).
Dari ‘curricullum vitae’ (CV)-nya, anak desa ini 64 kali ditugaskan Mabes Polri ke luar negeri. Seluruh dunia sudah pernah didatanginya untuk menyelesaikan tugas-tugas negara. Kebanyakan di Amerika Serikat. Banyak selamat ‘tuama’.(B-MP/wag/jr)