BENDERRAnews, 26/8/17 (Jakarta): Menjadi grup pasar modern besar (‘hiper – market’) terkemuka domestik yang mengoperasikan lebih dari 289 gerai multi-format skala nasional dari Jayapura hingga Banda Aceh, menjadikan Hypermart berhasil menorehkan catatan cemerlang pertumbuhan penjualan tahunan rata-rata 37 persen.
“Saya menilai, pencapaian tersebut tidak lepas dari dukungan 3.168 mitra kerja pemasok yang telah sukses berkolaborasi dan bertumbuh kembang bersama menjalin kemitraan sejati. Ini kekuatan utama Hypermart,” kata Praktisi sekaligus Pengamat Koperasi dan Bisnis Ritel, Dadiet Waspodo kepada Tim ‘BENDERRAnews’ dan ‘SOLUSSInews’, Sabtu (26/8/17), di Jakarta.
Disebutkan, Hypermart sesungguhnya merupakan salah satu bisnis ritel modern kebanggaan putra Indonesia yang bertumbuh kembang di bumi pertiwi, dimiliki dan dikelola oleh 12.700 anak-anak bangsa sendiri.
“Lebih membanggakan lagi, dalam dua belas tahun terakhir, Hypermart menorehkan catatan cemerlang pertumbuhan penjualan tahunan rata-rata 37 persen. Itu sebuah kekuatan yang dibangun di atas spirit bersama (gotong royong, Red) dengan ribuan pemasok yang sebagian besar merupakan UKM dan juga ada koperasi,” ujarnya lagi.
Solid dan kuat
Sementara itu, pemerhati bisnis ritel dan pasar modern, Teddy Sanjaya, mengungkapkan, kondisi dan kinerja bisnis Hypermart sangat kuat, solid dan memiliki komitmen untuk terus bertumbuh cepat serta berinovasi melayani cakupan geografis area Indonesia yang begitu luas.
“Data dan fakta menunjukkan, pelayanan bisnis Hypermart dari Papua hingga Aceh yang dilakukan para profesional, staf dan karyawan toko sekitar 12.700 orang, dimana telah menjangkau tak kurang dati 15 juta pelanggan setia, merupakan bukti kokohnya bisnis Hypermart,” ujarnya.
Ia lalu memaparkan, Hypermart yang berada dalam naungan PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA), posisi finansial MPPA salah satu yang terbaik di sektornya, sebagaimana bisa disimak pada ekspose di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Secara terpisah, Direktur MPPA, Danny Kojongian membeberkan, total pendapatan penjualan tahunan kini mencapai Rp14,5 trilliun.
“Sementara total pendapatan Ebitda Tahunan adalah Rp430 miliar, dengan Total Aset Rp6.8 trilliun dan Total Ekuitas Pemegang Saham Rp2.25 trilliun,” katanya lagi.
Misi membangun negeri
Terkait itu, Danny mengatakan, Hypermart memberikan apresiasi tinggi kepada lebih dari 15 juta pelanggan setia bangsa Indonesia yang telah memberikan kepercayaan dan dukungan penuh kepada Hypermart.
“Baik dalam misinya membangun negeri, membangun lapangan kerja, dan juga mendukung laju pertumbuhan ekonomi dalam tahun tahun berjalan,” tambahnya.
Dikatakan, Hypermart punya visi yang jelas dan membangun kekuatan bisnisnya dalam melayani konsumennya di suatu teritori yang besar, potensial serta belum sepenuhnya terpenuhi dengan layanan ritel mereka.
Infrastruktur kelas dunia
Dadiet Waspodo kembali mempertegas pernilaiannya, Hypermart sesungguhnya telah menjadi grup ‘hiper-market’ terkemuka lokal yang tumbuh kembang di Indonesia.
Pasalnya, Hypermart kini mampu mengoperasikan lebih dari 289 gerai multi-format skala nasional dari Aceh sampai Papua, dengan infrastruktur logistik kelas dunia yang tidak tertandingi dan mempekerjakan lebih dari 12.700 staff dan karyawan toko.
“Dapat dikatakan, Hypermart memiliki reputasi ‘entrepreneurship’, profesionalisme, disiplin dan terobsesi penuh kepada kepuasan pelanggan, terus berinovasi dan membangun kesempurnaan dalam tata kelola operasionalnya,” tuturnya.
Dikatakan, Hypermart bertumbuh kembang di Bumi Nusantara, dimiliki dan dikelola oleh putra-putri terbaik bangsa. “Bahkan, dalam dua belas tahun terakhir, Hypermart menorehkan catatan cemerlang pertumbuhan penjualan tahunan rata-rata 37 persen,”
Pencapaian tersebut tidak lepas dari dukungan 3.168 mitra kerja pemasok yang telah sukses berkolaborasi dan bertumbuh kembang bersama menjalin kemitraan sejati.
Upaya mendiskreditkan Hypermart
Karena itu, Danny Kojongian mengatakan, pihaknya menyayangkan informasi yang sengaja disebar di media sosial (Medsos), karena opininya menyesatkan dan mendiskreditkan.
“Kami menyayangkan dan menolak pemberitaan di sosial media yang berupaya mendiskreditkan kelompok usaha kami dengan tuduhan-tuduhan yang tidak akurat dan tidak proporsional. Semuanya itu tidak akurat, menyimpang, dipolitisasi dan memberi pencitraan yang tidak benar,” tegasnya.
Sedangkan Pelaku Bisnis dan Pemasok Ritel di Tangerang Selatan, Ayub Hendradi, menguraikan, dalam amatannya terhadap pelaksanaan rutinitas operasional perusahaan, bisa saja terjadi perbedaan interpretasi perhitungan komersial yang tidak dikehendaki dengan sekelompok kecil pemasok.
“Dan sesuai pengalaman, bila itu terjadi, biasanya Hypermart akan selalu mencari solusi bersama secara rational, komersil dan berkeadilan dan dapat diterima dalam dunia usaha,” katanya lagi.
Tidak wakili keseluruhan
Pada saat ini terdapat 33 dari 3.168 pemasok yang masih terjadi perbedaan perhitungan, tetapi tentunya kondisi ini tidak serta merta mewakili gambaran keseluruhan kemitraan yang kuat yang ada dengan seluruh pemasok lainnya.
“Kami memang mengamati pada saat ini terdapat 33 dari 3.168 pemasok yang masih terjadi perbedaan perhitungan,” ungkap Ayub Hendradi.
Ia menilai, ini suatu kondisi bisnis normal. “Bahwa ada masalah dihadapi 1,04 persen dari 3.168 pemasok. Tetapi tentunya kondisi ini tidak serta merta mewakili gambaran keseluruhan kemitraan yang kuat yang ada dengan seluruh pemasok lainnya,” ujarnya.
Dipastikan tuntas segera
Terhadap adanya masalah tersebut, Danny Kojongian memastikan, akan segera tuntas minggu depan.
Apalagi jatuh temponya (untuk pelunasan) semua kewajiban kepada pemasok berlaku hingga medio September 2017.
“Kami siap menuntadkannya. Dan melalui kesempatan ini, Hypermart memberikan apresiasi tinggi kepada lebih dari 15 juta pelanggan setia bangsa Indonesia yang telah memberikan kepercayaan dan dukungan penuh kepada Hypermart dalam misinya membangun negeri, membangun lapangan kerja, dan mendukung laju pertumbuhan ekonomi dalam tahun tahun berjalan,” demikian Danny Kojongian. (B-r/jr — foto ilustrasi istimewa)