BENDERRAnews, 8/8/17 (Yogyakarta): Pihak Lintasarta menjalin kolaborasi dengan Universitas Gadjah Mada Yogayakarta untuk mempersiapkan mahasiswa menjadi wirausahawan muda, melalui program Innovative Academy Appcelerate.
Dilaporkan, program yang berlangsung selama tiga bulan ini dimulai dengan kegiatan Kick Off Meeting dan Startup Pitching, di University Club UGM, Yogyakarta, akhir pekan lalu.
Direktur PUI, Dr Hargo Utomo MBA MCom, mengatakan, Innovative Academy Appcelerate merupakan program inkubasi dan akselerasi yang bertujuan untuk mengembangkan usaha startup bisnis digital binaan UGM dan memperbesar peluang startup untuk menjalankan usahanya secara berkesinambungan dan mandiri.
“Ini adalah awal dari proses panjang interaksi kita sampai nanti kita bisa bersama-sama menuai hasilnya,” ujar Hargo, dalam keterangan tertulis, Senin (7/8/17) kemarin.
Bersama Lintasarta, kata Hargo, program ini diselenggarakan untuk membentuk mental mahasiswa menjadi wirausahawan muda yang tidak hanya bisa meraup profit tapi juga memiliki kepedulian terhadap permasalahan yang terjadi di masyarakat.
“Ada misi sosial dan bisnis yang di-blending jadi satu kegiatan yang konstruktif. Kami ingin menjadikan hubungan antara industri dan akademis sebagai hubungan simbiosis mutualisme bukan hanya transaksional semata,” imbuh Hargo.
Program ini, diikuti oleh delapan startup binaan UGM yaitu, Pijar Piskologi, Villageria, Wemary, Muncak, Pasienia, Galanggo, Adsiconic, serta Iwak yang masing beranggotakan mahasiswa serta alumni UGM.
Setelah melewati tahapan seleksi administrasi, kedelapan startup diberi kesempatan untuk mempresentasikan profil startup beserta rencana bisnis mereka di hadapan para mentor Appcelerate.
Usai presentasi, para mentor kemudian memberikan pertanyaan atau masukan kepada para pemilik startup, serta menentukan tim yang akan lolos ke tahap selanjutnya untuk mengikuti rangkaian kegiatan mentoring.
Hebatnya, presentasi yang dilakukan oleh kedelapan tim ini, menuai pujian dari para mentor dari Lintasarta.
SVP Central Indonesia Region Lintasarta, Engelbert R Sangkilawang, menyebutkan, para mahasiswa telah menunjukkan kematangannya dalam membangun startup yang memiliki nilai sosial dan juga nilai bisnis.
“Program seperti ini memang pernah juga kami lakukan di Bandung, tapi saya rasa baru UGM yang mempunyai bagian khusus untuk menangani pengembangan usaha dan inkubasi sehingga startup yang ada pun terlihat sudah benar-benar dipersiapkan dengan matang,” ujarnya seperti dkutip ‘BeritaSatu.com’.
Penilaian ini, kata Ebet (panggilan akrab Engelbert R Sangkilawang), membuat Lintasarta memutuskan untuk meloloskan kedelapan tim untuk menerima bantuan dana pengembangan serta mengikuti program mentoring untuk mempersiapkan startup hingga siap diluncurkan ke pasar yang lebih luas.
“Dari delapan tim yang telah presentasi, kami memutuskan bahwa yang lolos adalah semuanya. Sesuai janji, kami akan membantu untuk membuat startup ini bisa bertumbuh, dan memberikan modal pengembangan usaha,” tambah Engelbert R Sangkilawang. (B-BS/jr)