BENDERRAnews, 29/7/17 (Jakarta): Inilah pengakuan jujur Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat.
Diakuinya, pembangunan Simpang Susun Semanggi ini berkat keberanian pengambilan keputusan yang dilakukan oleh Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok semasa jadi Gubernur.
“Pembangunan Simpang Susun Semanggi ini adalah berkat keberanian pengambilan keputusan Pak Basuki. Termasuk menantang WIKA apakah mampu membangunnya dengan alokasi 1,5 tahun harus jadi” ujar Djarot saat uji coba open traffic sekaligus soft launching Simpang Susun Semanggi di Semanggi, Jakarta Selatan, Jumat (28/7/17) kemarin.
Ia menambahkan, tantangan tersebut dijawab oleh anak-anak muda yang membuktikan tidak hanya mampu tetapi juga membangun lebih cepat dua bulan dari yang direncanakan.
Tidak hanya itu, ia juga menyebut nama Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta, Saefullah yang juga berani menandatangani kerja sama dengan PT Mitra Panca Persada (MPP) selaku pengembang karena memberi kompensasi jalan tersebut kepada DKI atas permintaan kenaikan Koefisien Lantai Bangun (KLB) mereka.
“Ini memang tidak secara otomatis langsung mengurangi macet karena kami masih punya dua titik pembangunan, yakni stasiun MRT di Senayan dan Blok M. Makanya manfaat ini, tidak bisa urai sampai berapa persen karena proses pembangunan kami masih berjalan,” katanya lagi sebagaimana dilansir ‘Suara Pembaruan”.
Urai kemacetan
Kendati demikian, adanya Simpang Susun Semanggi ini diyakininya bisa mengurai kemacetan di wilayah Semanggi. Pasalnya jalan tersebut akan mengurangi intensitas kendaraan dari arah Cawang menuju Bundaran HI dan arah Grogol menuju Blok M.
Sementara itu, Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta, Yusmada Faisal mengatakan, secara jadwal, pembangunan Simpang Susun Semanggi ini selesai 16 September atau selama 540 hari sejak di-groundbreaking. Namun, saat ini jalan tersebut sudah rampung sebanyak 98 persen.
“Struktur utama sudah dibangun, kelengkapan utama seperti lampu dan marka suda ada. Kami akan coba uji traffic,” katanya.
Ia mengatakan, struktur jalan Simpang Susun Semanggi ini merupakan yang pertama kali ada di Indonesia. Pembangunannya dimulai pada 16 Maret 2016 yang di-groundbreaking oleb Ahok.
Bangunannya terdiri dari dua ramp, yakni ramp dari Polda arah Cawang menuju Jalan Sudirman arah Bundaran HI sepanjang 826 meter dan ramp dari arah Grogol menuju ke Blok M sepanjang 796 meter sehingga total panjangnya adalah 1.622 meter.
“Ada bentang terpanjang di atas tol sepanjang 80 meter, dua buah. Melengkung segmental box girder tanpa tiang. Di sini saya sangat bangga bisa membangun struktur segmental box girder di batas tol itu dan tidak menutupi lalu lintas,” katanya.
Tidak hanya itu, saat ini pihaknya tengah mempersiapkan finishing touch berupa setting pencahayaan di Simpang Susun Semanggi melalui aplikasi berbasis web yang dikontrol oleh Jakarta Smart City. Pencahayaan di sana, katanya, bisa diatur secara tematik.
Termasuk juga pengembalian kondisi taman yang sempat rusak karena dampak pembangunan untuk dikembalikan kondisinya ke semula. Selain itu juga pembongkaran kantor proyek.
“Tanggal 17 Agustus nanti akan dioperasikan semua selesai,” ujarnya.
Pembiayaan Simpang Susun Semanggi sebesar Rp360 miliar, sedangkan kompensasi yang harus dibayarkan PT MPP adalah Rp579 miliar. Sisanya, sebesar Rp219 miliar akan dikerjakan PT MPP untuk pembenahan pedestrian di Jalan Sudirman dan Gatot Subroto. (B-SP/BS/jr)