BENDERRAnews, 21/6/17 (Marawi): Aksi-aksi biadab kelompok Mauet di Kota Marawi yang berafiliasi dengan ISIS semakin menjijikkan, setelah pihak militer Filipina menemukan banyak fakta baru. Yakni, selain membunuh orang-orang secara keji, menculik manusia, merusak tempat peribadatan, juga ternyata diduga punya kaitan dengan urusan Narkoba.
Pasalnya, ada barang diduga sabu-sabu seberat 11 kilogram yang ditemukan di markas kelompok Maute di Kota Marawi, saat operasi pembersihan, Senin (19/6/17) awal pekan ini.
Dilaporkan, Pasukan Alfa Company yang dipimpin Letnan Satu Emerson Tapang dari Batalion Infanteri ke-49 Angkatan Darat menemukan sabu-sabu dan empat senjata api bertenaga tinggi di bekas posisi Maute pukul 18.00 hari Minggu (18/6/17).
Tolak berunding
Militer Filipina telah mengirimkan lebih banyak pasukan ke Marawi setelah Duterte menolak tawaran dari para pemuka agama dan pemimpin politik Maranao untuk berunding dengan teroris Maute dan Abu Sayyaf.
Pasukan dari Batalion Infanteri Militer 82 terbang dari Kota Iloilo pada Sabtu lalu untuk meningkatkan pasukan keamanan di Marawi. Melawan teroris yang telah merebut kota itu.
Berdasarkan laporan-laporan berbagai kantor resmi, sebagaimana dikompilasi ‘Suara Pembaruan’, jumlah korban tewas dalam krisis di Marawi mencapai 327 orang terdiri dari 242 teroris, 59 tentara, dan 26 warga sipil.
Kematian militer telah memicu kemarahan Duterte, yang berjanji tidak akan membiarkan begitu saja nyawa hilang tanpa konsekuensi hukuman.
Sudah terlambat
Duterte memahami keputusasaan para pemuka agama dan pemimpin politik Maranao yang menawarkan dialog.
Tapi, menurutnya, upaya membawa teroris ke meja perundingan sudah terlambat. Karena teroris telah memutuskan bertempur sampai mati.
“Jika mereka pergi ke Maute untuk bicara, bicara soal apa? Menyerah? Penyelesaian? Hanya seperti itu? Saya tidak akan (berunding). Bagaimana dengan tentara saya yang tewas? Bagaimana dengan amukan para pembunuh itu,” demikian Presiden Rodrigo R Duterte menegaskan. (B-SP/BS/jr)