BENDERRAnews, 20/6/17 (Jakarta): Semua elemen kebangsaan harus menyatukan kesepahaman dan langkah ideologis melawan gerakan ‘de-Sukarnoisasi’ jilid 2. Sebab benih-benih gerakan saat ini yang mirip dengan de-Sukarnoisasi sudah teridentifikasi. Demikian ajakan organisasi sayap PDI Perjuangan, Relawan Perjuangan atau Repdem.
“Kiprah dan pemikiran Sukarno sebagai pejuang dan pencetus ideologi bangsa harus dijaga. Gagasan kebangsaan Bung Karno jangan sampai terkaburkan di tengah arus deras politik identitas yang bertentangan dengan Pancasila dewasa saat ini,” ujar Ketua DPN Repdem bidang organisasi, Wanto Sugito saat membuka diskusi kebangsaan Repdem jilid 2 di kantor DPP PDI Perjuangan (PDI-P), Jakarta, Selasa (20/6/17).
Dikatakan Wanto, diskusi kali ini digelar dalam rangkaian lanjutan peringatan “bulan Bung Karno, Islam dan Pancasila”.
“Setelah dua diskusi melawan dan kali ini mengidentifikasi pola gerak de-Sukarnoisasi, setelah lebaran dan Munas Repdem kami akan menggelar kegiatan ketiga, yaitu menghimpun semua elemen kebangsaan melawan de-Sukarnoisasi jilid 2,” jelasnya, sebagaimana dilansir ‘BeritaSatu.com’.
Wanto meminta gerakan yang bertentangan dengan Pancasila harus diwaspadai.
Sementara itu Ketua DPP PDI-P, Andreas Hugo Pareira yang hadir dalam diskusi mengakui pola-pola de-Sukarnoisasi jilid 2, memang sedang terjadi saat ini.
“Gerakan revolusi mental 1957 untuk menegakkan nasionalisme dan pembangunan karakter kini dilanjutkan Jokowi. Tetapi ada yang mengaitkan revolusi Tiongkok dan PKI. Seperti Sukarno, Jokowi juga dituduh PKI. Ada kesamaan pola dengan gerakan de-Sukarnoisasi yang terjadi pada masa orde baru terkait isu PKI,” demikian Andreas Pareira.