BENDERRAnews, 16/6/17 (Bekasi): Gebrakan Lippo Group yang sudah teruji dan berpengalaman dalam membangun kota-kota mandiri, ‘super blok’ dan ‘mixed used’ tak pernah berenti.
Kini, Lippo Group pun sedang menggarap megaproyek kota baru “Meikarta” di Cikarang, Bekasi. Sebuah kawasan metropolitan yang memiliki infrastruktur terlengkap di Asia Tenggara, bahkan disebut para pengamat properti sebagai “benar-benar kaliber dunia”.
Nah, lewat proyek ini, CEO Lippo Group, James T Riady menegaskan sektor properti menjadi salah satu motor penggerak pertumbuhan di tengah kondisi ekonomi yang sedang melambat.
“Apa yang sedang terjadi adalah seluruh dunia ‘underperforming’. Amerika, Eropa, Asia, Jepang, RRC, seluruhnya underperform, termasuk Indonesia. Karena itu kita harus tingkatkan performance bangsa kita,” ujar James saat ditemui di Maxx Boxx, Cikarang, medio bulan lalu.
James menjelaskan, di setiap negara, sektor properti merupakan industri pendobrak perekonomian dan pembangunan. Selain itu, Perumahan juga mencukupi kebutuhan dasar dari setiap individu.
Hal ini. menurutnya. menjadi peluang yang bisa ditangkap dari pasar Indonesia.
“Di Indonesia, sektor properti belum mencapai taraf status seperti itu (menjadi motor penggerak pertumbuhan). Kami mengharapkan sektor ekonomi Indonesia bisa ditopang oleh salah satu fondasi besar yaitu properti,” tutur James.
“Inilah yang kami harapkan, bisa mengambil bagian dalam hal ini sekaligus menginspirasi 100 developer besar lainnya untuk melakukan hal yang sama. Menawarkan produk berkualitas, lengkap dan di titik harga yang terjangkau untuk setiap warga Indonesia,” tambahnya sebagaimana dilansir ‘Detik.com’.
Jantung perekonomian
Lokasi Meikarta di Cikarang yang berada di tengah-tengah jantung perekonomian Indonesia, Jabodetabek dan Bandung lebih meyakinkan lagi.
Sedikitnya 60 persen ekonomi Indonesia berada di kawasan Jakarta-Bodetabek-Bandung, dan 80 persen-nya berada di pusat Bekasi-Cikarang dengan penduduk yang akan mencapai 20 juta dalam waktu 15-20 tahun ke depan.
Di lokasi ini juga terdapat 6 kawasan industri di sekelilingnya yang menjadi sumber permintaan utama. Ribuan perusahaan perusahaan raksasa
nasional dan multi-nasional pun berbasis disana dengan ratusan ribu staf dan karyawan kantor dan jutaan pekerja.
“Jadi di sini layak membuat suatu kota baru, modern, yang berkepribadian. Karena properti lesu itu terjadi karena tidak ada dobrakan, tidak ada pentolan yang terjun membangun sektor properti dengan kreatifitas, keberanian, dobrakan dan penuh energi,” demikian James T Riady. (B-DC/jr)