BENDERRAnews, 3/6/17 (Manado): Suasana semarak penuh gegap gempita bernuansa merah putih mewarnai arade Pancasila di Manado, hari Sabtu (3/6/17) ini.
Dilaporkan, Presiden RI kelima Megawati Soekarnoputri melepas ribuan peserta Parade Pancasila di Jembatan Sukarno, Manado, tersebut, didampingi Gubernur Sulawesi Utara (Sulut) Olly Dondokambey, Wakil Gubernur Sulut Steven Kandouw, Ketua Tim Penggerak PKK Sulut Ritha Dondokambey Tamuntuan, dan Wakil Ketua Tim Penggerak PKK Sulut Deivy Kandouw Tanos.
Ketua Panitia Pelaksana Parade Pancasila, Rocky Wowor mengatakan, parade ini dilaksanakan dalam rangka peringatan Hari Lahir Pancasila 1 Juni.
“Parade ini melibatkan sekitar 2.000 peserta dari berbagai kalangan mulai dari siswa-siswi sekolah hingga Ormas,” kata Rocky.
Bangkitkan semangat
Diharapkan, Parade Pancasila ini dapat membangkitkan kembali semangat kebersamaan sebagai suatu bangsa yang berdasarkan Pancasila.
“Torang Samua (Kita semua) Indonesia, Torang Samua (kita semua) Pancasilais,” ujar Rocky.
Kata-kata ini pun tertulis di sejumlah poster, yang diusung warga dengan terus mengibarkan bendera Merah Putih, demikian ‘Suara Pembaruan’.
Ajak dunia
Sebelum ke Manado, sehari sebelumnya, masih berada di Korea.
Di Jeju, Korea Selatan, dilaporkan, Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri mengajak seluruh dunia, khususnya negara-negara Asia, untuk menerapkan semangat yang terkandung dalam lima butir Pancasila guna menyelesaikan persoalan yang kini terjadi di dunia.
“Pancasila adalah pemandu secara spiritual, politik, ekonomi, dan lain-lain. Pancasila dapat diimplementasikan secara internasional untuk mencari solusi kehidupan bersama,” ujar Megawati saat memberikan pidato kuncinya di hadapan ratusan orang perwakilan 70 negara yang hadir di Jeju Forum for Peace and Prosperity, di “International Convention Center Jeju”, Korea Selatan, Kamis (1/6/17).
Megawati mengatakan melalui pidato Presiden Soekarno 1 Juni 1945, Pancasila pertama kali lahir. Dalam gagasan Soekarno, Pancasila berarti lima prinsipal yang menjadi dasar Republik Indonesia.
Pertama, kata Megawati, percaya kepada Tuhan. Percaya kepada Tuhan dapat dilakukan dengan saling menghormati satu sama lain.
Kedua, kemanusiaan yang berkeadilan. Melalui prinsip kedua ini Indonesia berkomitmen terhadap keadilan dan kesejahteraan, tidak hanya untuk rakyat Indonesia, namun juga untuk negara lain.
Ketiga, persatuan Indonesia. Hal ini, kata Mega, dapat diinterpretasikan secara internasional, di mana seluruh negara di dunia harus bersatu menciptakan perdamaian.
Keempat, diskusi dan demokrasi mufakat. Dalam konteks ini demokrasi bukan monopoli, namun milik rakyat seutuhnya.
Kelima, keadilan sosial. Keadilan sosial ini berkaitan dengan kesejahteraan sosial.
Megawati menekankan lima butir inti Pancasila itu dapat menjadi pedoman guna mewujudkan perdamaian dunia.
“Saya percaya tidak ada di antara kita yang ingin mewariskan konflik kepada generasi muda,” ujar Megawati, seperti dilansir ‘BeritaSatu.com’.
Dalam lawatannya ke Korsel, Megawati secara khusus diminta oleh Presiden Korsel Moon Jae-in untuk menjembatani proses reunifikasi dua Korea. Selain itu Megawati juga diminta mewakili Asia memberikan pidato di forum tahunan “The Jeju Forum for Peace and Prosperity” yang diselenggarakan 31 Mei-2 Juni 2017.
Forum ini dihadiri delegasi lebih dari 70 negara yang terdiri dari politisi, birokrat, diplomat, akademisi, wirausaha, dan para wartawan serta perwakilan lembaga internasional. Terdapat 71 sesi pertemuan dalam forum tersebut.
Selain Megawati, Al Gore, Anibal Cavaco Silva, dan Punsalmaagin Ochirbat, sejumlah tokoh juga hadir dalam forum itu, seperti para mantan Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa (Indonesia), George Yeo (Singapura), Gareth Evans (Australia), dan Nyamosor Tuya (Mongolia). (B-SP/BS/jr)