BENDERRAnews, 26/5/17 (Jayapura): Klarifikasi resmi sekaligus permintaan maaf dari Panglima Komando Daerah Militer XVII/Cenderawasih, Mayjen George Elnaldus Supit, menegaskan, tidak ada unsur kesengajaan dalam pembakaran buku-buku pelajaran keagamaan yang di dalamnya diduga ada kitab suci agama Nasrani.
“Tidak ada unsur kesengajaan dalam hal ini. Cuma karena cepat disebarluaskan, sehingga menimbulkan masalah. Saya mengimbau, masyarakat bisa menahan diri menyerahkan semua persoalan ini agar diselesaikan secara hukum yang berlaku,” pintanya.
Ketika meninjau kediaman Kasrem 172/ PWY, Letkol Yohanes Krismadi yang dirusak massa dengan lemparan batu, Jumat (26/5/17) siang, George juga menyampaikan permohonan maaf dan siap bertanggung jawab.
Jenderal berbintang dua ini minta khalayak agar tetap tenang, jaga situasi agar terus kondusif.
“Anggota yang melakukan pembakaran sementara masih diselidiki. Saya minta teman-teman bersabar. Pastinya saya selaku pimpinan bertanggung jawab, dan tetap akan memproses hukum kasus ini secara transparan,” kata George.
Ditanya apakah ada Alkitab yang terbakar, Pangdam tidak menjawab secara gamblang.
”Bisa iya, bisa tidak. Ini kan masih dalam pemeriksaan, jadi belum diketahui pasti,” jawabnya.
Namun, menurutnya, secara logika tidak mungkin pemilik rumah yaitu Kasrem yang notabene merupakan penganut Katolik dengan sengaja melakukan pembakaran terhadap kitab suci.
“Rumah ini merupakan kediaman Kasrem. Saat itu ada pengurus rumah tangga dalam hal ini anggota yang melakukan bersih-bersih gudang, karena banyak barang yang dianggap sudah tidak digunakan. Anggota tersebut berinisiatif untuk membakar buku-buku yang berada dalam kardus yang tanpa diperiksa olehnya ternyata ada buku buku agama. Nah, saat pembakaran itu ada warga yang melihat buku menyerupai kitab suci, dan kemudian menyebarkan kalau ada Alkitab yang dibakar,” ungkap Pangdam soal kronologis kejadiannya.
Ia berharap, masyarakat lebih cerdas menggunakan media sosial (Medsos). Sebab kasus ini kemudian menjadi besar, karena penyebaran info lewat Medsos yang menyesatkan masyarakat.
“Pengguna Medsos jangan sebarkan fitnah, memberikan infromasi menyesatkan yang mana dapat mempengaruhi orang lain. Masyarakat harus pintar menyaring apa berita ini benar atau hoax. Jangan sampai ada akses lebih lanjut karena persoalan ini. Cobalah berpikir tenang dan tidak emosi dalam mencermatinya,” pesannya, sebagaimana diberitakan ‘Suara Pembaruan’.
Terkait persoalan ini, Pangdam secara terbuka meminta maaf kepada masyarakat yang telah menjadi resah.
“Sebagai pimpinan pastinya saya bertanggung jawab dan meminta maaf. Kita berharap proses hukum tetap dilanjutkan,” ujarnya.
Hal senada juga disampaikan Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Wakasad), Mayjen TNI Hinsa Siburian yang turut hadir bersama Pangdam.
Disebutnya, apa yang terjadi situasinya sangat manusiawi: ada anggota membersihkan gudang, dan tanpa sengaja ada buku yang diduga Alkitab ikut terbakar.
“Tidak ada unsur kesengajaan dalam hal ini. Cuma karena cepat disebarluaskan, sehingga menimbulkan masalah. Saya mengimbau, masyarakat bisa menahan diri menyerahkan semua persoalan ini agar diselesaikan secara hukum yang berlaku,” pintanya.
Sempat dikepung
Kepala Staf Korem (Kasrem) 172/ PWY Papua Letkol Yohanes Krismadi mengatakan, rumahnya sempat dikepung massa setelah beredar isu di media sosial, telah terjadi pembakaran Alkitab di kediamannya, Kamis (25/5/17) kemarin.
Yohanes menjelaskan, saat kejadian dirinya sedang berada di gereja mengikuti misa pagi, sementara istri dan anaknya berada di rumah.
“Karena kejadian ini istri saya dan anak sangat trauma, karena waktu kejadian mereka sedang berada di rumah,” kata Yohanes.
Dalam peristiwa itu, massa mendatangi kediaman Yohanes yang terletak di Jalan Poros Abepura-Sentani, kawasan Padang Bulan, Kota Jayapura. Jalan di sekitar lokais ditutup selama hampir enam jam hingga pukul 18.00 Waktu Indonesia Timur (WIT).
Mereka mempertanyakan isu yang beredar terkait pembakaran Alkitab yang dilakukan oknum TNI di kediaman tersebut. Beberapa kali dilakukan negosiasi, namun massa tidak mengindahkan, justru bertindak anarkis dengan melakukan pelemparan batu ke dalam kediaman.
Akibat penyerangan ini, Kapolresta Jayapura yang berusaha melakukan negosiasi bersama ajudannya terkena lemparan batu dan dikeroyok oleh massa.
Karena aksi massa yang brutal, aparat keamanan akhirnya mengeluarkan tembakan, dan setidaknya tiga orang warga sipil terluka akibat terkena tembakan, sedangkan enam orang anggota TNI juga terluka dalam insiden ini.
Situasi kondusif
Selanjutnya, berikut ini pernyataan resmi dari pihak Kepolisian RI terkait situasi yang sempat memanas di Jayapura, ibukota Provinsi Papua.
Kabid Humas Polda Papua, Kombes Ahmad Kamal, mengakui dua anggota Polri, yakni Kapolres Jayapura Kota, AKBP Tober Sirait dan ajudannya, Bripda Nyoman menjadi korban penganiayaan sekelompok massa di Jalan Raya Abepura, Kota Jayapura.
“Betul kapolres dan anggotanya dianiaya saat berupaya membubarkan massa yang sedang melakukan aksi pemalangan di ruas jalan tersebut,” kata Kombes Ahmad Kamal kepada Antara, Kamis (25/5/17) malam.
Saat ini kedua anggota Polri itu masih dirawat secara intensif di RS Bhayangkara, Kotaraja. Kondisinya keduanya stabil.
Insiden itu berawal dari adanya informasi tentang pembakaran karton dan barang bekas yang dilakukan anggota ketika sedang membersihkan mes.
Disebutkan mes itu baru ditempatinya menggantikan pasukan sebelumnya.
Kabar bohong yang beredar menyebutkan, telah terjadi pembakaran Alkitab.
Massa kemudian memblokade jalan di kawasan tersebut.
Saat Kapolres Jayapura Kota, AKBP Sirait didampingi ajudannya menuju Makorem 172 untuk meredam aksi warga yang memblokade jalan, tiba tiba ada yang mengeroyok dan melempari mereka hingga diamankan anggota polisi lainnya lalu dibawa ke RS Bhayangkara.
Saat ini keduanya masih dirawat di RS Bhayangkara akibat luka memar yang diderita. Bahkan Briptu Nyoman mengalami hidung retak dan punggung robek.
“Situasi sudah kembali kondusif dan kasus ini ditangani secara bersama antara Direskrimum Polda Papua dan POM Kodam XVII Cenderawasih, untuk memastikan apa yang dibakar hingga memicu kemarahan warga,” kata Kombes Ahmad Kamal. (B-SP/BS/AN/jr)