Jakarta-C, 17/2/17 (BENDERRA/SOLUSSI): Kanker serviks merupakan satu-satunya jenis kanker.
Ya, penyebabnya sudah pasti, yaitu, infeksi virus ‘human papilloma’ (human papilloma virus/HPV).
Karenanya, kendati jenis kanker yang satu mengerikan, sebetulnya sudah ada solusi untuk mengatasinya.
“Virus HPV ada di mana-mana dan banyak jenisnya. Namun yang menyerang genital adalah yang berisiko tinggi menyebabkan kanker serviks,” tutur dokter Fara dalam suatu acara berkaitan dengan “Peringatan Hari Kanker se-Dunia” yang digelar RS Siloam Hospital Simatupang, Jakarta, Kamis pekan lalu.
Kontak kelamin
Informasi yang harus diketahui masyarakat, ialah, penyebaran virus ini melalui kontak kelamin. “Penyebarannya melalui kontak kelamin dengan pembawa virus. Yang paling banyak terjadi karena hubungan seksual,” ungkap dokter Fera.
“Bila pada perempuan menyebabkan kanker serviks, pada laki-laki menyebabkan kanker penis”.
Selain hubungan seksual, virus juga bisa masuk ke vagina lewat persentuhan alat medis.
“Misalnya alat ‘papsmear’ yang tidak steril, sarung tangan yang tidak steril. Tapi ini jarang terjadi, karena rumah sakit punya standar untuk menjaga higienitas peralatan sebelum dipakai,” jelas dokter Fara.
Risiko menderita kanker serviks pun semakin tinggi apabila perempuan sering melahirkan, aktif melakukan hubungan seks, dan merokok.
“Sering melahirkan berisiko membuat mikrolesi (luka) di sel serviks, nikotin juga bisa membuat sel serviks luka, kemudian virus HPV masuk ke luka dan menginfeksinya sehingga terjadilah kanker serviks,” papar dokter Fara.
Dapat dicegah
Karena penyebab kanker serviks sudah pasti, yaitu virus HPV, penyakit ini dapat dicegah. Tentu dengan tidak melakukan hubungan seks berisiko atau berganti-ganti pasangan.
Selain itu, juga melakukan pencegahan dengan vaksinasi.
“Vaksinasi sebaiknya dilakukan pada usia 9-13 tahun, karena respon tubuh meningkatkan kekebalan akan semakin baik,” tambah dokterr Yuddi Wahyono, SpRad.Onk.
Bagaimana apabila perempuan ternyata mengidap kanker serviks? “Ini bukan akhir dunia,” kata Dian Ninuk.
Segera berobat. dokter akan memeriksa apakah kanker masih tahap stadium dini atau sudah lanjut.
“Selanjutnya dokter akan menentukan apakah kanker cukup dioperasi, diradiasi, dikemoterapi, atau gabungan ketiganya. Setiap pasien berbeda-beda pengobatannya, tergantung pada kondisi penyakitnya,” demikian dokter Dian Ninuk, seperti diberitakan ‘Investor Daily’ dan dioleh Tim ‘BENDERAnews’ serta ‘SOLUSSInews’ untuk ‘Cahayasiang.com’. (Tim)