BENDERRAnews.com, 29/11/20 (Jakarta): Aksi pembantaian manusia dan pembakaran tempat ibadah milik Gereja Bala Keselamatan serta rumah-rumah jemaatnya di Desa Lembatangoa, Palolo, Sigi, Sulawesi Tengah, Jumat (27/11/20) lalu menuai kecaman serta keprihatinan berbagai kalangan.
“Ini tindakan sangat tidak berkeprimanusiaan, sekaligus menentang kodrat manusia sebagai sesama ciptaan TUHAN yang seharusnya saling mengasihi serta menolong. Perbuatan kefasikan ini harus dicegah dengan tegas, tanpa pandang bulu, pemerintah bersama aparat keamanan yang punya otoritas harus hadir, jangan gagap,” tegas DPP Generasi Penerus Perjuangan Merah Putih 14 Februari 1946 (GPPMP) dalam pernyataan sikapnya, ditandangani Ketum GPPMP, Jeffrey Rawis dan Sekjen, Tedy Matheos.
Pernyataan DPP GPPMP yang disebar Ketua DPP GPPMP Bidang Bina Rohani & Mensprit, Stephen Pangkerego bersama Ketua Departemen Bina Rohani & Mensprit, Steven Palit, Minggu (29/11/20) ini juga menilai, penanganan para teroris yang ‘serba tanggung’ khususnya di wilayah Sulawesi Tengah (Sulteng) selama ini, telah mengakibatkan eskalasi teror dari waktu ke waktu.
“Kita perlu sistem operasi lebih baik, dengan menjadikan warga sebagai bagian utama, karena merekalah sasaran dari aksi-aksi teror tersebut. Selain penegakkan hukum, jiga operasi yang sifatnya membangun peradaban, kesejahteraan serta penanaman rasa persaudaraan yang rukun, karena sesungguhnya kita ini sesama keliarga dan warga bangsa,” demikian DPP GPPMP.
Sebagaimana diketahui, pada Jumat (27/11/20) sekitar pukul 08.00 Wita, sejumlah orang tak dikenal (OTK) mendatangi permukiman warga transmigrasi di Dusun 5 Tokelemo, Desa Lembantongoa, Kecamatan Palolo dan membunuh empat orang secara sadis (ada yang dibakar) serta membakar beberapa buah rumah. Keempat korban yang berjenis kelamin laki-laki itu telah dikebumikan pada Sabtu, sekitar pada 15.00 Wita.
Sementara itu, Partai Nasdem mengutuk keras pelaku teror dan pembakaran sejumlah rumah warga dan rumah ibadah. Nasdem juga menilai aksi teror yang menewaskan empat orang itu sangat tidak berperikemanusiaan.
Karena itum Nasdem mendesak agar aparat keamanan, baik Polri maupun TNI dapat segera menangkap para pelaku yang telah dengan sengaja mengusik ketenteraman masyarakat.
“Kami meminta dan berharap sekali agar aparat keamanan bisa segera menangkap para pelakunya,” kata Ketua DPP Bidang Media dan Komunikasi Publik, Charles Meikyansah dalam keterangannya, di Jakarta, Minggu (28/11/20).
Lebih lanjut anggota Komisi IV DPR itu mengimbau agar masyarakat dapat tetap tenang, dan bersatu mendukung segala tindakan aparat keamanan untuk mempercepat tertangkapnya para pelaku.
“Kami mengimbau para tokoh masyarakat turut serta menjaga kondusivitas dengan meyakinkan masyarakat bahwa peristiwa itu murni sebagai aksi teror dan kriminal bersenjata, yang tidak ada kaitannya dengan sentimen keagamaan dan kepercayaan apa pun,” papar Charles.
Dia menambahkan, Nasdem berharap peristiwa berdarah kali ini dapat benar-benar menjadi perhatian Kapolri dan Panglima TNI mengingat peristiwa serupa sudah berulangkali terjadi, khususnya di Sulawesi Tengah. “Kejadian mengenaskan seperti ini mengingatkan kita akan kejadian berulang yang secara sporadis terjadi di daerah Sulawei Tengah. Kami berharap aparat keamanan menuntaskan sisa-sisa kelompok teroris supaya masyarakat terbebas dari ancaman teror,” jelasnya.
Charles mengingatkan bahwa kehadiran negara sangat diperlukan di seluruh pelosok negeri tanpa terkecuali, guna memberikan rasa aman dan ketentraman hidup bermasyarakat.
Respons Bala Keselamatan
Sebelumnya dilaporkan, Pimpinan Pusat Gereja Bala Keselamatan di Indonesia menyatakan ungkapan duka dan pernyataan resmi atas tragedi kekerasan di Lewonu, Desa Lemban Tongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah pada Jumat (27/11/20).
Pernyataan pers yang dilansir dalam laman salvationarmy.org, Sabtu (28/11/2020) tersebut memampang judul besar The Salvation Army Grief and Sorrow of Lewonu Outpost Lembantongoa Terrorism.
Berikut pernyataan Pimpinan Gereja Bala Keselamatan:
1. Perasaan duka dan simpati yang mendalam terhadap korban yang meninggal dan keluarganya serta seluruh jemaat yang terdampak. Mendoakan keluarga yang berduka, bahwa Allah Roh Kudus memberikan penghiburan bagi keluarga yang berduka cita.
2. Bahwa tindakan kekerasan, dengan alasan dan cara apa pun, merupakan tindakan pelanggaran hukum dan hak asasi manusia.
3. Memberi apresiasi setinggi-tingginya bagi Komandan Divisi dan para Opsir Bala Keselamatan yang telah berkoordinasi cepat dengan aparat kepolisian serta pemerintah Kabupaten Sigi dan Provinsi Sulawesi Tengah untuk langkah penanganan peristiwa ini serta perlindungan bagi warga.
4. Meminta dengan sangat pemerintah dan kepolisian terkait untuk terus meningkatkan langkah antisipatif terhadap gerakan kejahatan dan sadis yang masih ada sampai saat ini, agar peristiwa yang terjadi di Lewonu, Lembantongoa tidak terulang kembali di kemudian hari.
5. Mengharapkan Pemerintah dan Kepolisian Kabupaten Sigi-Sulawesi Tengah dapat segera mengungkap pelaku serangan brutal ini, memberi tindakan yang sesuai dan mengusut serta membasmi jaringan-jaringan kejahatan ini.
6. Menghimbau agar para Opsir Bala Keselamatan dan seluruh jemaat Gereja Bala Keselamatan tetap tenang namun waspada dan berhati-hati. Diharapkan tidak menyebarkan informasi dan gambar yang tidak benar/tidak layak disebarkan berkaitan dengan peristiwa ini melalui media apa saja, agar tidak meresahkan kehidupan sosial kemasyarakatan.
Mari sebarkan berita pengharapan dan galang kesatuan dalam doa untuk saling menguatkan. Pimpinan Pusat Gereja Bala Keselamatan mengajak agar dalam ibadah Hari Minggu, 29 November 2020 dilaksanakan doa khusus di masing-masing tempat, rumah dan gereja sesua protokol kesehatan, dengan hening 3 menit untuk mendoakan keluarga dan jemaat yang berduka dan meminta Damai Sejahtera Allah dinyatakan di bumi ini.
7. Mengajak lembaga gereja dan lembaga keagamaan lainnya beserta seluruh masyarakat untuk selalu siaga, serta membangun jejaring keamanan dan koordinasi antar lembaga agar dapat bersama-sama mencegah aksi-aksi kejahatan serupa di negeri yang kita cintai ini. (B-BS/jr)