BENDERRAnews.com, 3/3/20 (Jakarta): Dampak dari merebaknya virus corona selain mempengaruhi permintaan di sisi konsumsi investasi, juga produksi di dalam negeri.
Demikian Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati yang menambahkan, saat ini, pemerintah bekerja sama dengan Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) berada dalam posisi melihat sejauh mana dampak virus korona terhadap perekonomian nasional.
“Karena ada disruption yang terjadi di Wuhan, yang merupakan salah satu sumber produksi industri manufaktur yang cukup besar. Kita harus mengantisipasinya, karena akan mempengaruhi dari sisi permintaan dan supply,” kata Menkeu di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (2/3/20).
Sri Mulyani mengatakan, pemerintah terus berkoordinasi dari sisi sektor keuangan untuk meredam terjadinya gejolak yang cukup tinggi di pasar modal, pasar keuangan, SUN.
“Kita berkoordinasi dengan BI, OJK, Lembaga Penjamin Simpanan untuk meneliti apakah dinamika itu masih di dalam range yang sama polanya dengan negara lain, sehingga kita juga tidak overreaction tetapi kita mengamati dengan sangat detail, sangat teliti, dan menyiapkan semua langkah-langkah,” jelas Sri Mulyani.
Pasar tidak disalahgunakan
Menkeu mengatakan, pemerintah melakukan langkah-langkah konkret agar pergerakkan di market tidak disalahgunakan oleh pihak-pihak tidak bertanggung jawab untuk mengambil keuntungan sesaat.
Pemerintah terus menjaga agar mekanisme pasar tetap terjaga, sehingga stabilitas atau dalam hal ini mekanisme penyesuaiannya berjalan mulus.
“Itu kita lakukan. OJK juga melakukan, BI melakukan. Kami melakukan entah itu di pasar saham, pasar surat berharga maupun di nilai tukar. Masing-masing kita mempunyai instrumen intervensi. Tujuannya agar market bereaksi secara relatif lebih rasional terhadap kemungkinan dampak virus corona itu secara global,” demikian Menkeu Sri Mulyani. (B-BS/jr)