BENDERRAnews, 14/3/19 (Lippo Village): Founder Universitas Pelita Harapan, James T Riady, sangat berharap, agar lulusan dari Faculty of Nursing UPH tidak hanya menjadi sekedar perawat. Namun menjadi perawat yang benar-benar peduli dan menghargai manusia secara keutuhan.
“Perawat yang tidak hanya menyembuhkan fisik namun juga rohani.” ungkap James Riady, saat memberi sambutan pada acara Wisuda ke XXXV Fakultas Keperawatan (Faculty of Nursing-FoN) Universitas Pelita Harapan (UPH), 11 Maret 2019, di Kampus UPH Lippo Village, Karawaci, Tangerang.
Secara resmi, Fakultas Keperawatan UPH melantik lagi 200 Sarjana Keperawatan bergelar S.Kep dan 300 Ners.
Ditegaskannya juga komitmen UPH, yakni membawa misi utama mencetak perawat berkualitas dan gemar melayani,
Ia pun menyampaikan apresiasi kepada orang tua karena telah mendukung para mahasiswa dalam proses belajar, hingga bisa menjadi wisudawan dan wisudawati.
James juga mengungkapkan, UPH akan terus menjangkau insan-insan potensial di seluruh Indonesia.
Dikatakannya lagi, Faculty of Nursing merupakan proses buah pemikiran dari 15 tahun yang lalu. Karena itu, UPH sudah sangat berkomitmen dalam memberikan pendidikan yang setinggi-tingginya.
“UPH berkeinginan untuk menciptakan lulusan perawat yang tidak hanya handal dalam keterampilan, namun juga memiliki karakter ilahi yang berorientasi pada memberikan pelayanan dan menjadi perawat yang proaktif bukan defensif, juga memiliki inisiatif untuk menolong,” tegasnya.
Itu sebabnya, ia mengatakan, janganlah sia-siakan kesempatan untuk melayani.
Bukan karena terpaksa
Sementara itu, Wakil Presiden Siloam Hospitals Group, Caroline Riady, tampil membawakan pidato sambutan yang mengingatkan, pekerjaan perawat mungkin bukan hal yang mudah dan sering kali tidak menyenangkan.
Namun, menurutnya, perawat merupakan pekerjaan yang mulia.
Karena itu ia mengharapkan para lulusan FoN UPH untuk sungguh-sungguh dalam menjalankan profesinya.
“Jadilah perawat yang bukan karena terpaksa, bukan karena sumpah atau karena janji, melainkan karena sebuah panggilan dalam diri sendiri.” demikian harapan Caroline.
Redam emosi dan sabar
Hal ini selaras dengan harapan Ahmad Darajat, Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Provinsi Banten.
Disebutnya, menjadi seorang perawat haruslah responsif dan memberikan pelayanan yang terbaik untuk pasien.
“Seorang perawat haruslah bisa meredam emosi dan sabar dalam menghadapi pasien,” katanya lagi.
Karenanya, ia mengimbau para perawat untuk selalu memberikan pelayanan yang terbaik kapan pun dan di berbagai situasi.
“Perawat harus bisa responsif dan tanggap terhadap pasien. Dan tidak luput juga hubungan antar perawat haruslah erat, saling menjaga dan mengayomi dan mengasihi satu sama lain,” ujarnya seraya mengajak para Ners untuk bergabung dalam PPNI.
Berkat untuk bangsa
Selanjutnya, Rektor UPH, Dr (Hon) Jonathan L Parapak, M.Eng.Sc. dalam sambutannya, memaparkan, komitmen UPH untuk mempersiapkan lulusan-lulusan yang profesional, berkarakter, dan beriman memang sudah menjadi bagian dari visi membangun UPH.
“UPH berkomitmen untuk memberikan pendidikan yang terbaik, agar lulusannya nanti dapat menjadi berkat untuk bangsa dan mendapatkan pengetahuan yang sejati,” ujarnya.
Karena itu, menurutnya, sistem pendidikan UPH ialah yang bersifat holistik membina karakter.
“Dan saya berharap, perawat dari lulusan UPH dapat menjadi alat di tengah masyarakat yang membutuhkan bantuan.” jelas rektor.
Apresiasi orang tua
Sementara itu, para wisudawan mengaku sangat bahagia dapat menyelesaikan studi dan siap bertugas sesuai penempatan mereka.
Junita Dini, FoN 2014, misalnya, mengaku berhasil memperoleh gelar profesi melalui FoN UPH. “Selama saya berkuliah di UPH, saya bersyukur kepada Tuhan karena sudah bisa melewati proses empat tahun dan akhirnya berbuah hasil mendapatkan S1 dan gelar Ners,” tuturnya.
Selama di UPH, menurutnya, ia banyak mendapatkan ilmu dan perkembangan secara rohani. “Pengetahuan saya semakin luas dan pergaulan saya juga semakin bertambah karena kenal dengan teman-teman dari berbagai daerah. Hal tersebut memotivasi saya untuk memberikan pelayanan kepada pasien yang terbaik terutama kepada Tuhan”, ujarnya.
Rasa syukur dan bangga juga disampaikan orang tua yang mendampingi winisuda, seperti diungkapkan Matheus Philips, Orangtua Victoria Jean, FoN 2014, dan datang dari Jayapura Papua.
“Saya berharap mereka dapat memberikan ilmu diperoleh dari UPH kepada masyarakat. Saya juga mengapresiasi UPH karena sudah sangat mempersiapkan bekal-bekal yang diperlukan untuk menghadapi tantangan perkembangan dalam dunia kesehatan. Saya juga bersyukur ternyata anak saya di UPH tidak hanya diberikan rasa nyaman seperti keluarga, namun juga dikembangkan rohaninya,” demikian testimoni Matheus Philips, sebagaimana dirilis Tim Media UPH. (B-r/pl/jr)