BENDERRAnews, 12/9/18 (Jakarta): Asia Sentinel dalam sebuah laporan terbarunya menulis hasil investigasi adanya konspirasi dalam era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono alias SBY, khususnya terkait skandal Bank Century.
Situs ini menyebut penetapan Bank Century menjadi bank gagal merupakan bagian dari rekayasa. Bank Century juga disebut sebagai “Bank SBY”, karena menyimpan dana gelap Partai Demokrat.
Laporan itu pun dibantah oleh Partai Demokrat. “Artikel di Asia Sentinel itu begitu berlebihan, terlalu merekayasa opini. Tidak ada fakta-fakta yang bisa kita hubungkan sama sekali, yang menyatakan Bank Century tempat pencucian uang Partai Demokrat. Saya menyatakan, artikel tersebut halusinasi,” ujar Kepala Divisi Advokasi dan Bantuan Hukum Partia Demokrat, Ferdinand Hutahaean seperti dilansir BeritaSatu.com di Jakarta, Rabu (12/9/18).
Dikatakan, pihaknya kini sedang mengkaji pemberitaan dimaksud. Langkah hukum akan diambil jika seandainya artikel tersebut layak ditindaklanjuti. “Kami anggap ini fitnah. Kalau layak, pasti kami tindaklanjuti ke proses hukum. Saya yang mengambil langkah,” ujarnya.
Demokrat tidak taruh uang
Dikatakan, tudingan peranan SBY dalam pencucian uang serta memperalat Bank Century jauh dari fakta-fakta yang mencuat di publik. Disebutnya, salah satu pemilik Bank Century, Robert Tantular, sama sekali tidak memiliki kedekatan dengan SBY.
Sesuatu yang tidak masuk akal, ujar Ferdinand, apabila Bank Century disebut menyimpan uang Partai Demokrat. “Saat data-data dibuka, uang terbesar di Bank Century itu milik pengusaha, bukan uang Pak SBY. Bahkan, di Bank Century tidak ada orang-orang Partai Demokrat menaruh uang,” ujarnya.
Ia menuturkan, proses politik di DPR sudah membuka dengan terang benderang kasus Bank Century. Selain itu, para pihak yang terlibat juga telah divonis. “Kalau kita ikuti proses politik dan hukum terkait penanganan Bank Century, sama sekali tidak menyinggung adanya aliran dana untuk Partai Demokrat atau elite partai, apalagi Pak SBY,” tuturnya.
Puluhan pejabat Indonesia terlibat
Sebelumnya, laman berita Asia Sentinel menurunkan artikel berjudul Indonesia;s SBY Governmant: Vast Criminal Conspiracy. Artikel itu ditulis berdasar hasil investigasi tentang konspirasi di balik Bank Century hingga menjadi Bank Mutiara yang akhirnya jatuh ke tangan J Trust.
Artikel yang ditulis langsung oleh pendiri Asia Sentinel, John Berthelsen itu mengungkap adanya konspirasi mencuri uang negara hingga US$12 miliar dan mencucinya melalui perbankan internasional.
Berthelsen mendasarkan tulisannya pada laporan hasil investigasi setebal 488 halaman sebagai gugatan Weston Capital International ke Mahkamah Agung Mauritius pekan lalu. Gugatan itu mengungkap 30 pejabat Indonesia yang terlibat skema pencurian uang dan mencucinya di bank-bank mancanegara.
Laporan hasil investigasi itu merujuk pada analisis forensik atas berbagai bukti yang kemudian dikompilasi oleh satuan tugas khusus investigator dan pengacara dari sejumlah negara, antara lain Indonesia, Inggris, Thailand, Singapura, dan Jepang.
Laporan itu dilengkapi 80 halaman keterangan di bawah sumpah yang menyeret keterlibatan lembaga keuangan internasional, termasuk Nomura, Standard Chartered Bank, United Overseas Bank (UOB) Singapura, dan lainnya. Demikian Suara Pembaruan. (B-SP/BS/jr)