BENDERRAnews, 24/7/18 (Jakarta): Sederetan artis diusung sebagai Caleg oleh beberapa partai politik pada Pemilihan Legislatif 2019. Bahkan, salah satu partai mencalonkan 10 nama artis sebagai Caleg dengan daerah pemilihan Jawa Barat.
Meski diikuti oleh banyak selebritis, Ketua DPD Partai Golkar Jabar, Dedi Mulyadi tak ambil pusing. Kang Dedi, sapaan Dedi Mulyadi menegaskan, secara umum, kader partai yang dipimpinnya sudah memiliki kemampuan penguasaan teritorial yang baik. Dengan demikian, kader-kader Partai Golkar tak gentar berkompetisi dengan selebritis yang bermodalkan popularitas.
“Sama sekali tidak khawatir karena fokus pileg bukan popularitas. Saya melihat fokusnya lebih ke penguasaan teritorial. Kader Golkar tidak perlu diragukan kalau soal itu. Elektabilitas caleg Golkar itu berdasarkan wilayah binaan di daerah pemilihannya,” kata Dedi dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Selasa (24/7/18).
Berbekal analisis ini, Dedi optimistis Partai Golkar dapat mendulang banyak kursi di legislatif. Setidaknya, Partai Golkar Jawa Barat mampu memenuhi target sebanyak 27 kursi di DPRD Jawa Barat. Sementara sesuai arahan DPP Golkar, target kursi DPR RI ditetapkan sebanyak 110 kursi.
“Seiring dengan sistem sainte-lague murni, saya yakin kader Golkar akan menang banyak. Kuncinya tetap penguasaan daerah pemilihan,” katanya.
Yakini kualitas kader
Golkar Jawa Barat tidak memajukan caleg berlatar belakang artis. Dedi meyakini kualitas kader internal lebih mumpuni dibandingkan dengan artis populer sekalipun.
“Kami di Golkar Jabar percaya kepada kader kami sendiri. Karena itu, kami tidak memunculkan figur populer. Penghargaan kepada kader internal kami junjung tinggi karena mereka ikut berproses bersama kami sejak awal,” ungkapnya.
Sebagai politisi dengan jam terbang tinggi, Dedi Mulyadi mengingatkan hakikat berpolitik. Ditegaskan, politik tidak boleh disalahgunakan untuk sekedar menjaga eksistensi. Lebih dari itu, politik memiliki tujuan mulia, yakni menebarkan spirit kemanusiaan untuk sesama.
“Artis maju di bidang politik itu hak warga negara ya. Saya sangat menghargai ketertarikan mereka untuk berkarya di bidang ini. Tetapi, saya mengingatkan semua pihak agar tidak menjadikan politik sebagai alat menjaga eksistensi. Tujuan politik itu mulia, kita mengamalkan nilai kemanusiaan di sini,” katanya.
Menurut Dedi, tujuan mulia politik ini hanya bisa dicapai melalui konsistensi dedikasi setiap politikis. Hal ini akan terlihat saat seseorang berhasil duduk di kursi parlemen atau tidak.
“Ini butuh konsistensi. Nah, publik nanti bisa menilai, sayangnya memang sering terlanjur basah. Karena konsistensi ini hanya dapat dilihat saat seseorang punya jabatan atau tidak. Apakah nilai itu tergerak dari dalam diri ataukah hanya ada dalam momen politik,” kata Dedi Mulyadi, seperti diberitakan Suara Pembaruan, yang dilansir ‘BeritaSatu.com’. (B-ID/BS/jr)